JAKARTA, Kalderanews.com — Enam Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia (PPIA) di negara bagian Victoria bicara tentang kiprah mereka menjadi bagian dari perhimpunan pelajar Indonesia terbesar di luar negeri itu. Ternyata asyik lho.
Berikut ini profil dan sebagian obrolan mereka dengan BUSET, sebuah media publikasi yang berafiliasi dengan PPIA di negara bagian Victoria, Australia.
Bryan Nathanael, Ketua PPIA Universitas Melbourne.
Ia mengenal PPIA di Unimelb lewat event orientasi ‘SOBAT’–platform sosialisasi mahasiswa tahun pertama di kampusnya. Setelah itu ia bergabung dengan PPIA Unimelb.
Bryan adalah Ketua (Presiden) PPIA Universitas Melbourne. Saat ini ia di tahun kedua pendidikannya di jurusan Commerce dengan major Finance and Accounting.
“Lihat para panitia kerja, aku merasa mereka have fun banget, buat saya ingin daftar,” kata dia.
Aktivitasnya di PPIA Unimelb antara lain sebagai officer divisi external PPIA Unimelb. Ia antara lain berkesempatan menjadi ‘Project Manager’ acara talk show ‘The Forum’–mengundang diantaranya Menparekraf, Sandiaga Uno. Ia juga pernah menjadi Business Director dalam Cross Divisional Project Tempo Doeloe.
BACA JUGA:
- Diaspora Indonesia Profesor di New York University
- Mahasiswa Indonesia Kembali Tunjukkan Prestasi Istimewa di Hesston College Kansas
- Pj Gubernur DKI Jakarta Minta Siswa Banyak Baca Buku Biar Prestasi Meningkat
“Selama satu tahun di PPIA, saya merasa potensi PPIA bisa ditingkatkan lagi. Dengan dukungan dan kepercayaan teman dan panitia lainnya, saya terdorong untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk berkontribusi secara positif ke society, bersama orang-orang yang sepemikiran,” kata dia.
Sebagai presiden PPIA Unimelb, menurut dia tantangan terbesar adalah mewujudkan aspirasi dan rencana semua divisi dan panitia (yang berjumlah hampir 60 orang) agar berjalan bersamaan, karena pemimpin harus bisa mempertahankan unity dan coherence.
Michelle Ignacia Lay, Ketua PPIA Universitas Monash.
Saat ia di tahun ketiga dan terakhir kuliahnya Fakulas Seni–Bachelor of Arts–dengan jurusan Komunikasi dan Studi Perilaku.
Ia memulai perjalanan di dunia PPIA dengan PPIA Australia sebagai officer di divisi Public Relation & Alumni Network, kemudian berperan sebagai Vice Coordinator untuk divisi Liaison Officer di salah acara ‘Detalks’ PPIA Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT).
Ia diterima untuk memainkan peran bernama Ijah di teater musikal diselenggarakan oleh PPIA Victoria ‘Temu Lawak’, dan akhirnya menjadi Koordinator divisi Liaison Officer festival musik yang diselenggarakan oleh PPIA Monash ‘Soundsekerta’.
Saat ditanya ‘mimpi’nya memimpin PPIA Monash, ia mengatakan ia ingin mengasuh rasa kekeluargaan di antara komite PPIA Monash, sehingga dalam kepanitian mereka dapat terbantu dan membantu, dan menemukan tempat mengembangkan potensi.
“Kedua, kepada Badan Siswa Indonesia di Monash, sarjana atau pascasarjana, saya ingin membuat PPIA Monash menjadi sebuah rumah kedua, sedikit mengobati rasa rindu terhadap Indonesia. Menyediakan keduanya dengan lingkungan inklusif dan menyenangkan dengan acara-acara yang melestarikan Budaya Indonesia,” kata dia.
Jeanielyn Hartono, ketua PPIA Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT).
Saat ini ia di tahun kedua kuliahnya di bidang Food Technology and Nutrition. Ia mengaku awalnya cemas tidak akan memperoleh banyak teman di dunia universitas karena dirinya seorang introvert.
Di tahun pertama bergabung dengan PPIA RMIT, ia banyak memperoleh pelajaran untuk bertanggungjawab dan mendapat tugas-tugas yang mungkin tidak didapatkannya seandainya ia tidak bergabung. Ia jadi dapat menganalisis karakter orang-orang, beradaptasi terhadap perubahan mendadak dan bekerja dalam sebuah tim.
“Saya menjadi paham.bahwa sebuah organisasi tidak hanya tempat untuk mendapatkan teman,” kata dia.
Dalam masa transisi dari suasana lockdown di Melbourne, ia menilai PPIA RMIT memiliki potensi yang belum dimaksimalkan.
Itu latar belakang ia memutuskan untuk membantu PPIA berkontribusi sesuatu yang berarti bagi komunitas Indonesia di Melbourne, khususnya bagi mahasiswa Indonesia di RMIT.
“Ke depan, saya ingin memperluas jangkauan organisasi kepada mahasiswa setempat dan mahasiswa RMIT karena saya percaya Indonesia memiliki kultur paling beragam.di dunia, dan kita harus bangga atas apa yang dapat kita tawarkan kepada dunia,” kata dia.
Jocelyn Michelle Alicia, ketua PPIA Deakin University.
Ia akan memulai tahun ketiga kuliahnya untuk meraih gelar Bachelor of Film, Television and Animation.
“Sebenarnya dari waktu college udah ada niat untuk ikut committee PPIA, tapi karena COVID-19 aku baru bisa join tahun lalu. Pas sampai, aku langsung daftar committee PPIA Deakin dan dipercayakan untuk menjadi Koordinator Divisi Sponsorship,” kata dia.
” Selain itu, aku juga take part di event eksternal PPIA lainnya; Liaison Coordinator untuk ‘Indonation’ by PPIA RMIT, Logistics Officer untuk ‘VIC Cup’ by PPIA VIC, cast ‘Temu Lawak’ by PPIA VIC, dan Liaison Officer untuk ‘Epilogue’ by PPIA VIC. Jadi dengan pengalaman aku di PPIA (yang pastinya asik dan gila banget), aku somewhat punya insight of how PPIA works. Aku punya plan untuk lebih ngembangin PPIA Deakin karena aku yakin PPIA Deakin punya potensi yang baik,” kata dia.
“Sebagai President, aku pengen PPIA Deakin bisa ngembangin event yang sudah ada dan pengen nunjukin kalo walaupun committee kita bisa dibilang kecil, kita bisa kasih sesuatu yang ‘wah’ gitu.”
Jovan Linardy Candra, ketua PPIA Swinburne University.
Saat ini ia kuliah di tahun keempat (terakhir) semester satu Bachelor of Engineering dengan mayor studi Robotics and Mechatronics.
“Aku emang suka banget berorganisasi, sejak SMP dan SMA aku ikut OSIS dan banyak organisasi, extracurricular, atau kegiatan gereja lain,” kata dia.
“Awal-awal aku di Melbourne emang sebenernya agak ‘ansos’ karena aku sebenarnya introvert. Tapi pas mulai tau tentang PPIA, aku tertarik banget buat join untuk bisa merasa nyaman di negara asing dan lingkungan baru ini.”
Ia bergabung tahun 2020 dan jadi tim Sponsorship selama setengah tahun.
“Apa yang bikin tertarik jadi presiden sebenarnya cukup simple, aku memang passionate about leadership dan I can see the value of this organisation. Aku ngeliat ada banyak hal yang bisa dibedah dan di perbaiki pas aku jadi anggota sponsorship termasuk banyak peluang untuk bikin banyak event baru. Itu yang men-encourage aku untuk jadi presiden; membuat perubahan baru untuk PPIA Swinburne lebih maju lagi.”
Xaviera Quincy Jhon, ketua PPIA Negara Bagian Victoria.
Quincy adalah mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomi tahun kedua the University of Melbourne. Baginya, waktu bersama PPIA Victoria adalah bagian dari pelayanan ke orang-orang sekitar. Ketika ditanya apakah tidak susah untuk menanamkan kultur peduli kepada sesama secara utuh dalam organisasi yang besar, Quincy berkata tidak.
“Kita melakukan ini untuk kebaikan orang-orang and I believe orang-orang yang dipilih juga hatinya baik jadi harusnya ga susah; karena it all starts from perspective,” jawabnya.
Untuk berhasil mencapai dan menurunkan kultur itu dalam waktu yang singkat, ia menanamkan strategi top-down approach, dipasangkan dengan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan konektivitas serta pengembangan diri.
Ia mengusahakan kesamaan pemahaman “agar kita bisa nyatuin perspektif ke ‘anak-anak’ kita dengan mengerti dimana posisi mereka,” jelas Quincy.
Menjaga keharmonisan dan mempererat hubungan PPIA ranting, kata dia, merupakan tugas serta misi utama PPIA Victoria periode ini.
Sistem PPIA di Australia memiliki tiga tier mulai dari pusat (PPIA Australia), cabang (PPIA Victoria dan states lainnya), dan ranting (PPIA universitas dalam cakupan cabang). Idealnya, menurut Quincy, seluruh anggota PPIA bisa bekerja dan menjalin hubungan yang nyaman secara personal dan profesional dengan rekannya sesama PPIA.
PPIA didirikan di Canberra 8 Maret tahun 1981. Ada, 8 cabang sebagai representatif 8 negara bagian di Australia dan 33 ranting sebagai representatif dari setiap universitas yang terdapat sedikitnya 10 orang mahasiswa asal Indonesia.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply