JAKARTA, KalderaNews.com — Menjadi dosen di kampus Amerika Serikat, tepatnya di Oregon Institute of Technology membuat Prof. Tim lebih sering bertemu dengan mahasiswa yang cenderung kritis dan senang berdiskusi. Ini berbeda dengan kebanyakan mahasiswa Indonesia yang menurut Prof. Tim tidak terlalu mengeluarkan banyak pendapat ketika di kelas. Ada kalanya dosen sebagai pengajar kebingungan menghadapi pertanyaan yang terlalu banyak.
Dalam wawancara tertulis bagian kedua ini, Prof. Tim Pasang membagikan pengalamannya kepada Amartya Elisa Siadari dari KalderaNews menghadapi mahasiswa AS yang kritis ketika di kelas. Ia juga membahas tentang kampus Oregon Institute of Technology tempatnya mengajar.
Yuk, kita simak isi wawancaranya di bawah ini:
KalderaNews: Apakah betul bahwa mahasiswa di AS sangat kritis dan bagaimana Prof Tim mengatasinya?
Prof. Tim: Betul. Mereka senang bertanya dan mengajak diskusi. Buat saya, kalau saya tidak tahu jawabannya, saya akan bilang “I do not know the answer, but I will try to find the answer for you”. Kita harus jujur dengan mereka. Saya justru senang kalau banyak mahasiswa yang bertanya karena itu menandakan mereka tertarik dengan pelajaran kita.
Di Indonesia, banyak dosen yang mungkin malu untuk bilang “saya tidak tahu”!
(Dalam wawancara bagian pertama, Prof Tim Pasang juga sudah bercerita tentang suasana khas kelas mahasiswa AS sbb:)
Menjadi dosen di Selandia Baru dan di Amerika memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Mahasiswa di Selandia Baru cenderung reserve (tidak terlalu banyak mengeluarkan pendapat kecuali satu dua orang). Ini mungkin mirip dengan mahasiswa di Indonesia. Di Amerika, mahasiswa banyak bertanya atau mengeluarkan pendapat.
Mengajar dalam bahasa asing seperti Bahasa Inggris buat saya adalah sangat challenging karena pronounciation kita (saya) masih sangat Asian.
Kadang-kadang ada mahasiswa yang bingung “barusan dosen bilang apa ya?” Dari raut wajahnya kelihatan bingung! Tapi dalam pikiran saya “lumayan lah saya bisa ngajar elu dalam bahasa Inggris. Belum tentu elu bisa ajar saya pake Bahasa Indonesia” pokoknya pede saja lah hahaha.
BACA JUGA:
- Pengalaman Seru Profesor Tim Pasang Asal Indonesia Mengajar di AS dan NZ. Sudah Belasan Tahun lho!
- Gratis! Kuliah D3 Teknik Telekomunikasi di ITTP, 5 Kuota Beasiswa Ini Tutup 3 Mei 2023
- The Teachers, Buku Baru yang Mengungkap Kondisi Buruk Guru-guru Sekolah Negeri di AS
KalderaNews: Bisa Prof. jelaskan secara ringkas tentang Oregon Institute of Technology? Apa yang jadi keunggulannya?
Prof. Tim: Oregon Institute Technology atau lebih dikenal dengan Oregon Tech awalnya didirikan untuk mendidik veteran (bekas tentara) yang pulang dari perang dunia kedua. Namun setelah itu menjadi universitas biasa seperti universitas lain. Oregon Tech memiliki beberapa kampus, (i) Klamath Falls – kampus utama, (ii) Portland Metro atau Wilsonville, dan (iii) Seattle. Keunggulannya ada beberapa:
- Medical Imaging Technology (MIT), salah satu jurusan di Oregon Institute of Technology, termasuk salah satu yang terbaik di Amerika. Lulusan dari jurusan MIT ini 100% mendapat pekerjaan setelah lulus, bahkan banyak yang sudah diminta sebelum mereka lulus.
- Jurusan Teknik Mesin dan Manufaktur memiliki kerja sama yang sangat erat dengan Boeing. Bahkan memiliki kampus di Seattle yang dikhususkan untuk karyawan Boeing. Di kampus utama Klamath Falls ada Lab khusus untuk Oregon Tech-Boeing Collaboration. Sebanyak 97% lulusan teknik mesin biasanya dapat pekerjaan beberapa bulan sebelum mereka lulus dan banyak yang ke Boeing! Sisanya biasanya melanjutkan ke S2.
Oregon Tech itu sangat menitik beratkan pada hands-on education. Jadi laboratorium kami sangat (cukup) lengkap!
KalderaNews: Apakah banyak mahasiswa dari Asia, khususnya Indonesia di kampus Prof?
Prof. Tim: Tidak banyak mahasiswa international apalagi setelah COVID-19. Dari Indonesia ada 1-2 orang tapi mungkin sudah selesai.
KalderaNews: Apa yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa asal Indonesia bila ingin kuliah di AS, khususnya di Oregon?
Prof. Tim: Yang penting sih bahasa Inggris, mental kuat, bisa mandiri. Kalau dari segi ilmu, mahasiswa dari Indonesia tidak kalah.
KalderaNews: Apakah tersedia beasiswa untuk mahasiswa asing dan bagaimana cara memperolehnya?
Prof. Tim: Beasiswa tidak banyak. Kebanyakan buat anak-anak Amerika. Cara paling gampang mencari beasiswa adalah melalui website Kedutaan Besar. (Bersambung ke bagian 3)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply