JAKARTA, KalderaNews.com – Gunung api aktif yang ada di Indonesia acap kali memperlihatkan kejutan-kejutan erupsi dan letusannya. Banyak masyarakat yang menganggap setiap erupsi berbahaya sama rata. Padahal secara ilmiah, ada perbedaan mendasar terkait tingkat aktivitas gunung api.
Hanya saja masyarakat tahunya kalau erupsi itu tingkat bahayanya seolah sama saja. Berdasarkan tingkat aktivitas gunung api, sebenarnya ada pembagiannya.
BACA JUGA:
- Wow, Gunung Merapi Kini Punya 2 Kubah Lava di Barat Daya 1.598.700 m3 dan Tengah Kawah 2.267.400 m3
- Aktivitas Erupsi Gunung Merapi Masih Tinggi, Awas Guguran Lava dan Awan Panas
- Begini Sejarah Erupsi Gunung Merapi, Sejak 700 Ribu Tahun Lalu
Mengutip laman ESDM, berdasarkan permen nomor 15 tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api sejatinya terbagi menjadi 4, yaitu:
1). Level 1 (Normal)
Hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tetapi tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Ancaman bahaya berupa gas beracun di sekitar kawah (pada gunung api tertentu). Pada level ini, masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Secara lebih terperinci, pada status aktif normal ini gunung api yang diamati tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik. Ini menunjukkan tidak ada letusan hingga kurun waktu tertentu. Pada status ini gunung api tersebut tidak memperlihatkan adanya kelainan.
2). Level II (Waspada)
Hasil pengamatan visual dan instrumental mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas. Pada beberapa gunung api, dapat terjadi erupsi. Ancaman bahaya di sekitar kawah. Pada level ini, masyarakat masih dapat melakukan kegiatannya dengan meningkatkan kewaspadaan. Untuk beberapa situasi tertentu masyarakat bisa saja direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah.
Status Waspada ini menunjukkan mulai meningkatnya aktivitas seismik dan mulai muncul kejadian vulkanik. Pada status ini juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah. Mulai terjadi gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal, namun diperkirakan tak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu.
3). Level III (Siaga)
Hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan aktivitas yang makin nyata atau gunung api mengalami erupsi. Ancaman bahaya erupsi bisa meluas, tapi tidak mengancam pemukiman penduduk. Masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktivitas di sekitar lembah sungai yang berhulu di daerah puncak.
Bahkan, pada level ini, masyarakat mulai menyiapkan diri untuk mengungsi sambil menunggu perintah dari pemerintah daerah sesuai sesuai rekomendasi teknis Kementerian ESDM. Masyarakat di wilayah yang terancam tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mulai menyiapkan diri untuk mengungsi.
Pada status Siaga ini sejatinya ada peningkatan seismik yang didukung dengan pemantauan vulkanik lainnya, serta terlihat jelas perubahan baik secara visual maupun perubahan aktivitas kawah. Berdasarkan analisis data observasi, kondisi itu akan diikuti dengan letusan utama. Artinya, jika peningkatan kegiatan gunung api terus berlanjut, kemungkinan erupsi besar mungkin terjadi dalam kurun dua pekan.
4). Level IV (Awas)
Hasil pengamatan visual dan instrumental teramati mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. Ancaman bahaya erupsi bisa meluas dan mengancam pemukiman penduduk. Masyarakat harus segera mengungsi berdasarkan perintah dari pemerintah daerah setempat sesuai dengan rekomendasi tenis Kementerian ESDM.
Status Awas adalah kondisi paling memungkinkan terjadinya erupsi. Status Awas merujuk letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal, diikuti semburan abu dan uap. Setelah itu akan diikuti dengan erupsi besar. Dalam kondisi ini, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam. Ingat, pada level ini masyarakat di wilayah yang terancam tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan harus segera mengungsi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply