![Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meluncurkan guguran lava pada Sabtu siang, 11 Maret 2023 Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meluncurkan guguran lava pada Sabtu siang, 11 Maret 2023](/wp-content/uploads/2023/03/WhatsApp-Image-2023-03-11-at-12.48.34-678x381.jpeg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Gunung api aktif yang ada di Indonesia acap kali memperlihatkan kejutan-kejutan erupsi dan letusannya. Banyak masyarakat yang menganggap setiap erupsi berbahaya sama rata. Padahal secara ilmiah, ada perbedaan mendasar terkait tingkat aktivitas gunung api.
Hanya saja masyarakat tahunya kalau erupsi itu tingkat bahayanya seolah sama saja. Berdasarkan tingkat aktivitas gunung api, sebenarnya ada pembagiannya.
BACA JUGA:
- Wow, Gunung Merapi Kini Punya 2 Kubah Lava di Barat Daya 1.598.700 m3 dan Tengah Kawah 2.267.400 m3
- Aktivitas Erupsi Gunung Merapi Masih Tinggi, Awas Guguran Lava dan Awan Panas
- Begini Sejarah Erupsi Gunung Merapi, Sejak 700 Ribu Tahun Lalu
Mengutip laman ESDM, berdasarkan permen nomor 15 tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api sejatinya terbagi menjadi 4, yaitu:
1). Level 1 (Normal)
Hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tetapi tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Ancaman bahaya berupa gas beracun di sekitar kawah (pada gunung api tertentu). Pada level ini, masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Secara lebih terperinci, pada status aktif normal ini gunung api yang diamati tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik. Ini menunjukkan tidak ada letusan hingga kurun waktu tertentu. Pada status ini gunung api tersebut tidak memperlihatkan adanya kelainan.
Leave a Reply