Indonesia Sumber Data-Big Data, Jadi Incaran Teknologi AI

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Laksana Tri Handoko di gelaran Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2021 dengan tema “Innovation for Sustainable Development Goals: Education and Research Collaboration Towards the Future”
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Laksana Tri Handoko di gelaran Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2021 dengan tema “Innovation for Sustainable Development Goals: Education and Research Collaboration Towards the Future” (KalderaNews/Fajar H)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menegaskan Indonesia berpotensi menjadi sumber data, karena negara ini begitu beragam, mulai dari demografi, geografis, sosial-budaya, alam, dan biodiversitasnya.

Ia menambahkan basisnya AI adalah big data. Salah satu solusi teknologi ultimate-nya adalah AI. Gunanya untuk menganalisis big data itu.

Itu sebabnya, BRIN bersama pemangku kepentingan terkait sedang memproses rancangan Perpres tentang Strategi Nasional (Stranas) Kecerdasan Artifisial. Di dalam Stranas tersebut, terdapat lima prioritas, yakni pelayanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, kemananan pangan, mobilitas dan kota pintar.

BACA JUGA:

“Bidang kesehatan misalnya, bagaimana BRIN mengembangkan rapid test kit, untuk mengetahui lebih dini potensi kanker serviks, TB, malaria, dan seterusnya, sehingga menurunkan cost dari kesehatan kita secara nasional,” jelas Handoko.

Sedangkan bidang pangan, dengan memanfaatkan AI berbasis data omics, periset bisa mengembangkan varietas-varietas baru dari data molekuler.

Apalagi, riset terkait AI mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam rentang waktu 2010 hingga 2021. Menariknya, Asia justru mendominasi riset AI.

“Berbeda dengan ilmu lainnya, yang mendominasi adalah ilmuwan dari Eropa dan Amerika. Khusus AI, yang mendominasi justru Asia, khususnya Asia Timur, lebih khusus lagi Tiongkok,” kata Handoko di Jakarta pada Selasa, 7 Maret 2023.

Dirinya memaparkan, melihat dari jurnal yang terindeks global, publikasi jurnal terkait AI dari 2010 ke 2021 meningkat dua kali lipat, mencapai 350 ribu jurnal.

“Kalau kita bicara paten, yang berbasis AI juga sama, meningkat pesat, hampir 150 ribu paten yang di filing – diregister dan juga invented,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*