Begini Sejarah Erupsi Gunung Merapi, Sejak 700 Ribu Tahun Lalu

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meluncurkan guguran lava pada Sabtu siang, 11 Maret 2023
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meluncurkan guguran lava pada Sabtu siang, 11 Maret 2023 (KalderaNews/Ignatius Kukuh)
Sharing for Empowerment

MAGELANG, KalderaNews.com – Gunung Merapi kembali meluncurkan guguran lava pada Sabtu siang, 11 Maret 2023. Wilayah Magelang sudah terdampak abu tebal.

BPPTKG dalam kicauannya melalui akun resmi @BPPTKG meminta warga merapi untuk menjauhi jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Gunung Merapi berada di perbatasan empat kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

BACA JUGA:

Sejarah erupsi Merapi

Secara garis besar, sejarah geologi Gunung Merapi terbagi empat periode yakni Pra Merapi. Merapi Tua, Merapi Muda dan Merapi Baru.

Pra Merapi dimulai sejak sekitar 700.000 tahun lalu yang menyisakan jejak Gunung Bibi (2025 m dpl) di lereng timur Laut Gunung Merapi. Gunung Bibi memiliki lava yang bersifat basaltic andesit.

Periode kedua, periode Merapi Tua menyisakan bukit Turgo dan Plawangan yang telah berumur antara 60.000 sampai 8.000 tahun.

Saat ini kedua bukit tersebut mendominasi morfologi lereng selatan Gunung Merapi.

Pada periode ketiga yaitu Merapi Muda beraktivitas antara 8000 sampai 2000 tahun lalu.

Pada masa itu terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun Bukit Batulawang dan Gajahmungkur yang sekarang tampak di lereng utara Gunung Merapi serta menyisakan kawah Pasar Bubar.

Sementara periode keempat aktivitas Merapi yang sekarang ini disebut Merapi Baru. Yakni terbentuknya kerucut puncak Merapi yang sekarang ini disebut sebagai Gunung Anyar di bekas kawah Pasar Bubar yang dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu.

Sejarah letusan Merapi tercatat sejak awal masa kolonial Belanda, yaitu sekitar abad ke-17.

Di masa periode Merapi baru terjadi beberapa kali letusan di abad ke-19 yakni di tahun 1768, 1822, 1849, 1872.

Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan abad ke-20. Hal tersebut terlihat dari awan panas yang mencapai 20 kilometer dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.

Letusan besar bisa bersifat eksplosif dan jangkauan awan panas mencapai 15 kilometer.

Aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan dan letusan terbesar terjadi pada tahun 1931.

Berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun.

Letusan besar Gunung Merapi juga terjadi pada 26 Oktober 2010. Pada pukul 17.02 WIB, terjadi letusan pertama yang bersifak eksplosif disertai dengan awan panas dan dentuman.

Letusan bersifat eksplosif juga terjadi pada 29-30 Oktober 2010. Antara 3-4 November 2010 menunjukkan proses pertumbuhan kubah lava yang mencapai volume 3.5 juta m3.

Penghancuran kubah lava menghasilkan aliran awan panas hingga sejauh 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi ke arah Kali Gendol.

BNPB mencatat korban jiwa akibat erupsi Gunung Merapi 2010 sebanyak 347 Orang.

Korban terbanyak berada di Kabupaten Sleman yaitu 246 jiwa. Menyusul Kabupaten Magelang 52 jiwa, Klaten 29 jiwa, dan Boyolali 10 jiwa. Sedangkan pengungsi mencapai 410.388 orang.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*