JAKARTA, KalderaNews.com– Sungguh menarik menyimak karier akademis Ardina Hasanbasri. Perempuan asal Indonesia ini sejak tahun lalu resmi jadi dosen Ilmu Ekonomi di Yale Jackson School of Global Affairs, Universitas Yale, Amerika Serikat.
Mengajar di universitas ini menjadi dambaan banyak akademisi. Maklum, Yale termasuk universitas elit dunia, posisinya ranking 18 menurut QS World University Ranking.
Ardina meraih gelar Ph.D di bidang Ilmu Ekonomi tahun 2019 dari Washington University in St Louis. Segera setelah itu ia memasuki jalur akademis dengan mulus.
BACA JUGA:
- Film tentang Gunung Berapi di Indonesia Masuk Nominasi Piala Oscar
- 500 Siswa SD dan SMP di Surabaya Ikuti Pelatihan Basic Life Support (BSF)
- Tanamkan Nilai-nilai Antikorupsi Sejak Dini, Banten Luncurkan Generasi Pelajar Antikorupsi
Sebelum bergabung dengan Yale, Ardina mengajar beberapa mata kuliah bidang Ekonomi di Universitas Michigan. Mata kuliah yang ia ajarkan adalah Data Analytics, Statistika dan Ekonometri, dan Pengantar Ekonomi Makro. Michigan juga termasuk papan atas, berada di peringkat 25 dunia.
Mengenyam pendidikan S1 di Universitas Montana, AS, Ardina memulai karier mengajarnya di universitas tempatnya mendapatkan gelar S2 dan S3 yaitu University of Washington in St. Louis. Di sana ia bekerja sebagai asisten dosen dan instruktur untuk departemen Ilmu Ekonomi.
Perempuan yang sudah lama bermukim di AS ini selain mengajar juga peneliti. Ia telah menghasilkan beberapa hasil penelitian yang terpublikasi. Penelitiannya berfokus pada gender dan ekonomi pembangunan.
Salah satu paper yang dihasilkannya bersama dengan rekan-rekan penelitiannya berjudul “Multidimensionality of Land Rights among Men and Women in Sub-Saharan Africa”. Paper tersebut secara garis besar membahas tentang bagaimana kepemilikan lahan sebagai aset yang dapat diperjualbelikan atau disewakan bisa menjadi pendorong terbukanya akses kredit namun kemudian menjadi tidak berlaku bagi perempuan karena terhalang norma gender dan adat istiadat setempat.
Dalam penelitian ini Ardina berfokus untuk dapat mengumpulkan data survei yang lebih kaya wawasan tentang kesenjangan gender di Afrika.
Awal mula ketertarikannya terhadap isu gender dan Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah saat Ardina mulai tinggal di Amerika Serikat. Ia menyadari perbedaan mencolok dalam segi pendapatan dan standar hidup antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Ini membuatnya ingin mempelajari Ilmu Sosial dan bagaimana membuat kebijakan. Ia kemudian tertarik mempelajari secara lebih lanjut Ilmu Ekonomi dan pembuatan kebijakan.
Saat masih menjadi mahasiswa S1 di Universitas Montana, Ardina menjadi asisten Profesor Ranjan Shresta yang kemudian mengenalkannya pada survei rumah tangga, metode penelitian serta analisis data yang sampai saat ini menjadi minat dan bidang yang dikuasainya.
“Saya senang mempelajari tentang bagaimana orang lain hidup,” tutur Ardina dalam sebuah wawancara dengan Economic Growth Center Yale. “Tujuan akhir dari menyusun penelitian dan menganalisis data adalah selalu untuk mengungkap sesuatu yang baru.”
Selain menjadi peneliti dan dosen, Ardila adalah penulis buku cerita anak-anak berbahasa Indonesia. Bukunya “Silver Stone Rahasia Batu Perak” yang rilis pada tahun 2016 silam diterbitkan di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply