MyECO-BumiBaik Konversi 140+ Bohlam Bekas Jadi 10 Ton Karbon

Mati lampu. (Ist.)
Lampu (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

MALANG, KalderaNews.com – CEO myECO Teknologi Nusantara, Maulana Derifato Achmad menegaskan benda elektronik itu menghasilkan emisi karbon dan masyarakat harus membayarnya. Hal-hal itu harus diefisiensikan karena lampu yang dihidupkan 1 jam 2 jam akan terus menghasilkan emisi karbon. Itulah mengapa myECO hadir untuk mengefisienkan energi kita.

Sejauh ini, myECO Teknologi Nusantara, sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi penghemat listrik berhasil mengonversi 140+ bohlam bekas menjadi 10 ton karbon sebagai cara untuk membayar karbon yang dikeluarkan lampu-lampu masyarakat.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa lampu yang selama ini mereka pakai dapat menghasilkan emisi karbon.

BACA JUGA:

Masyarakat yang menyumbangkan bohlam bekas ke myECO akan mendapatkan lampu LED otomatis berkualitas yang ramah lingkungan, karbon terbayar secara gratis, voucher aplikasi BumiBaik dan akses aplikasi myECO, serta dapat berkontribusi untuk bumi dan lingkungan.

Masyarakat tidak perlu membayar untuk mendapatkan semua manfaat tersebut. Selain dikonversikan menjadi karbon, lampu-lampu bekas yang sudah terkumpul akan didaur ulang sehingga tidak ada lampu yang terbuang sia-sia dan menjadi limbah.

Untuk menghitung konversi lampu ke jumlah karbon yang dihasilkan, myECO memanfaatkan teknologi dari platform digital BumiBaik dengan memerhatikan masa hidup lampu dan jumlah lampu yang disetorkan.

MyECO juga bertekad untuk terus menyebarkan kesadaran penghematan energi dan edukasi tentang penghematan energi agar masyarakat lebih peka atas kondisi bumi yang sudah tidak lagi baik dan lebih mencintai bumi.

“Dengan kolaborasi ini, kami bisa satu visi dan satu misi untuk sustainability lingkungan. Meskipun bidang konsentrasi kami berbeda, tetapi kami tetap pada satu garis merah. Harapannya, kolaborasi ini bisa menjadi awal dari kolaborasi dengan startup lain yg bergerak di bidang sustainability lingkungan,” tandas COO BumiBaik, Rizal Rosyadi.

Sebelumnya, myECO Teknologi Nusantara ambil bagian dalam Program Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA) di Kawasan Hutan Lereng Gunung Penanggungan, Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan bertema “Menjaga Hutan Menjaga Kehidupan” ini menanam dan merawat 2600 pohon untuk menjaga kelestarian hutan, mata air yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Program ini sendiri digagas Cempaka Foundation yang berkolaborasi dengan PT Tirtamas Lestari, PT Akasha Wira International Tbk, PT Belirang Kalisari, PT CS2 Pola Sehat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dan masyarakat Desa Wonosunyo. Komunitas Gunung Wangi, Forum DAS Kabupaten Pasuruan, dan perangkat desa setempat juga turut hadir dalam kegiatan ini.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*