Makin Diminati, Pendaftar Sekolah Internasional di Surabaya Terus Meningkat

Ilustrasi: seorang siswi sekolah internasional. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: seorang siswi sekolah internasional. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Sekolah berbasis kurikulum internasional di Surabaya semakin diminati. Tahun ini, jumlah pendaftaran sekolah internasional meningkat.

Berbeda saat masa pandemi, beberapa sekolah mengakui ada penurunan jumlah pendaftar.

Orangtua siswa berani menunda mendaftarkan anak, lantaran saat itu pembelajaran masih daring. Pertimbangan biaya dan kondisi ekonomi yang belum menentu juga memengaruhi penurunan jumlah pendaftar.

BACA JUGA:

Kini, ketika kondisi sekolah sudah bisa dinyatakan normal dan situasi ekonomi mulai bergeliat naik, peminat sekolah internasional pun kian meningkat.

“Sekolah sudah kembali luring dan pendaftaran juga cenderung lebih baik dan kembali normal,” ujar Marcom Manager Sekolah Ciputra, Shinta Rossaline.

“Secara keseluruhan sudah 91 persen tercapai,” imbuh Shinta Rossaline.

Untuk jenjang SMA dan SMP, Shinta Rossaline mengatakan bahwa kuota hampir penuh. Sementara, jenjang TK dan SD masih ada kursi kosong.

Tetapi, pihaknya optimistis pengisian bangku kosong tahun ajaran 2023–2024 lebih cepat dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.

“Kami juga akan membuka beberapa kelas tambahan untuk tahun ajaran depan, terutama untuk SMP dan SMA karena cukup high demand,” ujar Shinta Rossaline.

Pendaftaran kelas sepanjang tahun

Peningkatan jumlah pendaftar calon siswa baru pun dialami Sampoerna Academy.

Academic Director of Sampoerna Academy, Dr. Mustafa Guvercin mengatakan, persentase calon siswa baru tahun ini sudah tumbuh, terutama siswa didik usia dini.

“Mereka antusias karena sudah bisa tatap muka, berinteraksi dengan guru dan teman sekolah,” tutur Mustafa Guvercin.

Mustafa Guvercin menyatakan, pihaknya juga membuka pendaftaran kelas sepanjang tahun untuk menyesuaikan kebutuhan siswa.

“Siswa bisa mendaftar di tengah-tengah kalender akademik,” jelas Mustafa Guvercin.

Pada kasus khusus seperti anak yang harus ikut pindah orang tua karena perubahan tempat dinas, mereka tetap mengakomodasi.

“Jadi, tidak ada kuota. Hanya, kami mengatur perbandingan murid dengan guru. Jadi, tidak ada kelas yang terlalu gemuk,” imbuh Mustafa Guvercin.

Untuk menjaring siswa, pihaknya melakukan beberapa kegiatan demi memperkenalkan sekolah. Misal, membuka info sessions bahwa orangtua bisa bertanya terkait sistem pendidikan dan untuk menjajal kelas secara langsung.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*