JAKARTA, KalderaNews.com – Kerajaan Inggris menghelat jamuan makan bersama untuk memperingati hubungan kerja sama British East and South-East Asian Communities pada Kamis, 2 Februari 2023.
Menariknya, dalam jamuan makan bersama Raja Charles ini, ratusan tokoh muda dan pemimpin komunitas di Asia Timur dan Asia Tenggara diundang.
Para undangan dijamu oleh Raja Charles III di Istana Buckingham di London.
BACA JUGA:
- Inilah 5 Kampus Pilihan Keluarga Kerajaan Inggris, Kalau Kamu Pilih yang Mana?
- Jadi Raja Inggris, Saat Sekolah Pangeran Charles Dikenal Sebagai Murid yang Pintar
- Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, Inilah Riwayat Lengkap Pendidikan Homeschoolingnya
Uniknya, 3 sosok di antara ratusan tokoh muda yang diundang tersebut adalah tokoh muda asal Indonesia. Mereka adalah Enggi Holt, Gatot Subroto dan Eko Kurniawan.
Siapakah ketiganya sehingga mendapat undangan istimewa ini?
1). Enggi Holt
Ia adalah pendiri Indonesian Small Medium Enterprises (ISME) United Kingdom yang mewadahi seluruh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia di Inggris.
Perempuan asal Jakarta ini hijrah ke Bristol, Inggris dan menetap di sana. Sejak 2017 silam, Enggi Holt bertekad memperkenalkan makanan Tanah Air ke penjuru Bristol. Ia membuka tenda makanannya di tiga tempat strategis.
Setiap Rabu tenda oranye Enggi buka di Finzels Market, Kamis di Temple Quay dan Jumat di St Nicholas Market. Nasi goreng, gado-gado, sate ayam dan nasi padang adalah menu andalan Enggi’s Kitchen.
80% pembeli lainnya adalah orang lokal yang belum pernah mencoba makanan Indonesia. Ini yang jadi tantangan buat Enggi karena ia harus menjelaskan secara rinci makanan Indonesia yang ia jual.
Ketua ISME UK, Enggi Holt sangat mengapresiasi KBRI London yang telah menominasikan organisasi ini untuk menjadi tamu undangan dalam resepsi yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai kegiatan dari komunitas British East dan Southeast Asia kepada Raja.
ISME UK sendiri adalah sebuah organisasi yang mempunyai visi untuk meningkatkan peran aktif para UMKM Indonesia baik yang berada di Inggris maupun di Indonesia dalam memperkenalkan, dan menembus pasar di UK.
Bediri sejak tahun 2021, ISME UK telah melakukan serangkaian kegiatan dan melakukan berbagai event yang bekerja sama erat dengan pihak KBRI London, Bank Indonesia Cabang London dan Bank BNI cabang London. Dan dari berbagai event yang diselenggarakan, animo masyarakat setempat terhadap produk produk Indonesia cukup tinggi dan semakin meningkat.
2). Gatot Subroto
Ia adalah Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine UK). Ia adalah pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan yang saat ini sedang menjadi mahasiswa S3 di University College London. Organisasi independen ini merupakan wadah bagi para mahasiswa S3 asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Inggris.
Organisasi ini baru berusia dua tahun, namun jumlah anggotanya terus bertambah. Semula anggotanya hanya 50 orang, tetapi kini mencapai hampir 400 mahasiswa S3 asal Indonesia yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi di Inggris.
Mayoritas mahasiswa doktoral di Doctrine-UK menerima beasiswa pemerintah LPDP, sisanya dari Kemendikbudristek, dan beasiswa kampus Inggris.
Gatot sebelumnya merupakan Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di United Kingdom (PPIUK) tahun 2020-2021. Pada tahun 2021, ia juga menginisiasi pembentukan Tax Centre Indonesia pertama di luar negeri, yaitu Indonesian Tax Centre in the United Kingdom (Intack-UK).
Saat ini, Gatot sedang menempuh pendidikan doktoral bidang Organisasi dan Manajemen di University College London, yang merupakan universitas terbaik ke-8 dunia. Di London, Gatot turut aktif dalam kepengurusan dan panitia pembangunan masjid Indonesian Islamic Centre (IIC). Desember tahun lalu, IIC berhasil m mengakuisisi properti di London yang akan dimanfaatkan sebagai Masjid Indonesia pertama di Inggris Raya.
3). Eko Kurniawan
Eko Kurniawan ini dari Indonesian Islamic Center (ICC) dan Diaspora Indonesia. Ia adalah Ketua Panitia Pembangunan IIC. Rencana pembangunan masjid didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London dan Diaspora Indonesia.
Pembangunan masjid sudah menjadi impian IIC sejak puluhan tahun lalu. Eko menjelaskan, bangunan dua lantai di Wakemans Hill Avenue, London utara yang menjadi pusat kegiatan WNI Muslim menjadi langkah awal untuk mewujudkan keinginan memiliki masjid yang representatif. Bangunan IIC hanya mampu menampung 100 orang. Sementara jumlah WNI di London terus meningkat.
Dengan adanya pembangunan masjid yang representatif, IIC London akan memiliki masjid, ruang kelas, perpustakaan, dan unit usaha. Masjid ini akan dipakai sebagai tempat sholat lima waktu, sholat Jumat, sholat Idul Fitri, dan sholat Idul Adha.
Ruang kelas dimanfaatkan untuk pendidikan anak-anak dan remaja, terutama untuk belajar Quran dan agama Islam. Menurutnya, menyediakan pendidikan agama menjadi tantangan tersendiri di Inggris. Diharapkan, keberadaan ruang kelas akan bisa menjadi semacam madrasah bagi anak-anak dan remaja Indonesia di London dan sekitarnya.
Untuk unit usaha seperti restoran halal, toko groseri, dan toko baju muslim/muslimah diharapkan bisa menjadi bagian dari pemasukan rutin dana pengelolaan atau operasional masjid.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply