Wonderful News bagi Mahasiswa Pencari Cuan: Australia Izinkan Kerja + Kuliah 48 Jam/Minggu

Dahlia Rera Oktasiani mahasiswa Indonesia di Australia yang bekerja di dua tempat sambil kuliah. (supplied/abc.net.au)
Dahlia Rera Oktasiani mahasiswa Indonesia di Australia yang bekerja di dua tempat sambil kuliah. (supplied/abc.net.au)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, Kalderanews.com — Berita gembira yang ditunggu-tunggu banyak mahasiswa Indonesia di Australia datang juga. Pemerintah negeri Kanguru resmi menambah batas  jam kerja yang diperbolehkan bagi mahasiswa asing menjadi 48 jam/minggu.

Menurut The Pie News, situs berita untuk kalangan profesional di dunia pendidikan internasional, kebijakan baru ini mulai berlaku 1 Juli 2023.

Menurut aturan lama yang berlaku mulai September lalu, mahasiswa asing boleh bekerja di Australia sampai 40 jam/minggu. Ini merupakan pelonggaran dari aturan sebelumnya.

Kelonggaran ini banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa Indonesia untuk bekerja sambil kuliah mencari cuan untuk membiayai hidup selama kuliah di Australia. Biaya hidup yang meningkat tajam membuat banyak mahasiswa harus menekan pengeluaran, terutama untuk membayar sewa rumah dan makanan.

BACA JUGA

Sebelumnya banyak mahasiswa asing pencari cuan cemas dengan adanya wacana pemerintah Australia akan mengurangi kuota jam kerja. Dengan  berita terbaru ini mereka dapat bernafas lega.

Rizky Pratama, koordinator mahasiswa Asia Tenggara di Macquarie University, menyebut kebijakan baru ini “exciting”, sementara Noida Ritika Gupta, owner Planet Education, mengatakan ini menjadi peluang luar biasa bagi mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri.

Youngeun Song, principal executive officer di Australian Pacific College mengatakan kebijakan baru ini sungguh fantastis. Sementara Council of International Students Australia mengatakan kebijakan ini sangat memuaskan.

CEO Independent Higher Education Australia, Peter Hendy, mengatakan kebijakan ini membantu membangun kembali sektor pendidikan internasional Australia dan membantu mengatasi kekurangan tenaga trampil di negara itu.

Sandhi Pitaka, spesialis perekrutan mahasiswa internasional, mengatakan keputusan ini akan dipandang oleh mahasiswa Indonesia sebagai “wonderful news”.

“Menurut pendapat saya ini akan mendorong semakin banyak mahasiswa, khususnya Indonesia, untuk melanjutkan studi ke Australia,” kata Sandhi Pitaka, dikutip dari The PIE News.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*