![Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim. (Ist.) Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim. (Ist.)](/wp-content/uploads/2020/05/Mendikbud-RI-Nadiem-Anwar-Makarim-640x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Kemendikbudristek meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
Program ini berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan bagi guru.
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan, terobosan Merdeka Belajar Episode ke-23 diluncurkan untuk menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
Kemampuan literasi yang rendah ini akibat kebiasaan membaca sejak dini yang sangat minim.
BACA JUGA:
- DPR Desak Perpusnas Genjot Gerakan Literasi, Jangan Berhenti di Program Saja
- Perpustakaan Nasional Beri Penghargaan Pegiat Literasi, Ini Daftarnya
- Survei Indeks Literasi Digital 2022: Budaya dan Etika Digital Meningkat, Keamanan Masih Melempem
“Penyebab rendahnya kebiasaan membaca adalah masih kurang atau belum tersedianya buku bacaan yang menarik minat peserta didik,” kata Menteri Nadiem.
Program pengiriman buku ke sekolah bukan kebijakan yang baru dilakukan Kemendikbudristek.
Kali ini, Kemendikbudristek menghadirkan terobosan untuk sejumlah hal, mulai dari jumlah eksemplar, jumlah judul buku, jenis buku yang dikirimkan, dan yang lain.
Pada 2022, Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD.
Leave a Reply