TANGERANG, KalderaNews.com – Dengan terus meningkatnya ancaman keamanan di dunia maya, pemantauan potensi ancaman menjadi penting untuk merencanakan pertahanan di dunia maya.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan awareness terhadap ancaman siber tersebut, Program Master Teknologi Informasi SGU menggelar workshop “Network Security: Knowing Your Honeypot and Analyzing the Data” untuk kampus-kampus di berbagai kota di Indonesia.
Pada 27 Januari 2023 lalu, workshop yang dipimpin oleh Dr. Charles Lim, BSc., MSc., selaku sekretaris program studi Master Teknologi Informasi SGU digelar di Universitas Putera Batam. Pada 2 Februari 2023 diadakan di IIB Darmajaya Lampung, dan 16 Februari 2023 di Universitas Bina Darma Palembang.
BACA JUGA:
- 3 Jenis Beasiswa S1 di SGU Buat Gen-Z Lulusan SMA Sederajat
- Swiss German University (SGU) Gandeng Gerai Lengkong, Bantu Kembangkan UMKM
- Filiana Santoso: SGU Siap Dongkrak Transformasi Digital di Indonesia
Diketahui, Honeypot sendiri merupakan server atau sistem jaringan yang dipasang sebagai umpan untuk memikat hacker saat akan melakukan upaya penyerangan atau peretasan. Honeypot dirancang agar terlihat seperti target yang menarik dan diletakan di sekitar server asli. Sehingga dapat mengelabui hacker dan menyerang target yang salah.
Selain dapat mengecoh target serangan peretas, honeypot juga dapat membantumu memprediksi serangan tahap awal dan memberikan respons yang diperlukan. Setelah serangan tersebut masuk ke dalam perangkap honeypot, informasi penting tentang jenis serangan hingga metode yang digunakan dapat dikumpulkan. Infomasi yang terkumpul tersebut dapat digunakan mengantisipasi serangan berikutnya dan melindungi sistem dari serangan tersebut.
Dr. Charles Lim, BSc., MSc., selaku Sekretaris Program Study Master Teknologi Informasi SGU mengatakan, “Ada 3 hal yang ingin dibagikan kepada kampus – kampus dalam workshop ini. Pertama: bagaimana memasang honeypot, lalu yang kedua bagaimana memvisualisasikan datanya, dan terakhir bagaimana menganalisa datanya.”
Honeypot dibuat semirip mungkin dengan sistem komputer atau layanan pada umumnya, lengkap dengan aplikasi maupun data yang dapat menarik perhatian hacker. Seperti misalnya honeypot yang meniru layanan sistem keuangan perusahaan atau layanan lainnya.
Untuk memancing perhatian peretas, honeypot sengaja dibuat rentan sehingga mudah diserang. Ini dilakukan dengan sengaja membuka port atau layanan aplikasi yang sengaja dibuat rentan untuk diserang. Dengan terbukanya port atau layanan tersebut, maka hacker terpancing untuk menyerangnya.
Dr. Charles Lim, BSc., MSc., juga menambahkan bahwa tujuan diadakan nya workshop ini agar kampus-kampus di Indonesia turut serta dalam mengantisipasi ancaman siber. Selain itu, sebagai peningkatan kompetensi dan ilmu pengetahuan di bidang keamanan jaringan bagi mahasiswa dan dosen.
Workshop ini hasil dari kerjasama dan penelitian bersama selama lebih dari 3 tahun dengan kemitraan antara Honeynet Indonesia Chapter (IHP), Swiss German University (SGU) dan Badan Siber & Sandi Negara (BSSN). Ini juga merupakan perluasan dari hibah penelitian ISIF Asia yang dialokasikan sejak tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply