SALATIGA, KalderaNews.com – Wakil Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Yafet Rissy mengklarifikasi kasus kesulitan biaya hidup 210 mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Papua karena keterlambatan pengiriman dana pendidikan dari Pemkab Pegunungan Bintang.
Ia menegaskan pihak kampus terus memberikan dukungan dengan maksimal karena program kerjasama antara UKSW dengan Pemkab Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan sudah berjalan dua tahun.
Ia menjelaskan total biaya kerjasama kedua belah pihak Rp28,134 miliar. Sayangnya, pada tahun pertama Pemkab hanya mentransfer Rp1,5 miliar dan kedua Rp 3,5 miliar.
BACA JUGA:
- Digitalisasi Data UMKM Salatiga, FTI UKSW Luncurkan PintarUMKM
- 2 Guru Besar UKSW Ini Akan Dikukuhkan Februari Mendatang
- Inilah Mimpi Besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
“Total dana Rp 5 miliar itu tidak ada yang digunakan untuk kepentingan kuliah, tetapi untuk biaya hidup.
Pihak kampus diakuinya sudah nombok hingga Rp200 juta. Keterlambatan pembayaran ini mengakibatkan ratusan mahasiswa kesulitan untuk biaya makan dan kos.
Hingga akhirnya kasusnya mencuat dan mendapatkan respons dari Pemkot Salatiga. Ia pun meyakinkan akan terus mencarikan solusi yang terbaik.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply