![Kekeringan, Krisis Air Bersih Saat Musim Kemarau Krisis Air Bersih Saat Musim Kemarau](https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2019/08/Krisis-Air-Bersih-598x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, perubahan iklim memicu krisis air menjadi ancaman serius.
“Krisis air terjadi hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi krisis global yang harus diantisipasi setiap negara,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dwikorita mengatakan, peningkatan emisi gas rumah kaca berdampak pada kenaikan suhu udara serta fenomena perubahan iklim.
BACA JUGA:
- BMKG: Prakiraan Kemarau Kering di Jabodetabek Mulai Maret 2023
- Inilah 3 Zona Bahaya Gempa Bumi Sesar Cugenang Termutakhir dari BMKG
- Maret-April-Mei Transisi ke Musim Kemarau, Sifat Curah Hujan Normal Hingga Juni 2023
Emisi gas rumah kaca yang tak bisa dikendalikan memicu semakin cepatnya proses penguapan air permukaan. Hal ini mengakibatkan ketersediaan air makin cepat berkurang.
“Sebaliknya, akan terjadi hujan yang berlebihan di lokasi atau belahan bumi yang lain,” kata Dwikorita.
Pengurangan stok air itu berlaku bagi air permukaan maupun di tanah. Hal ini jelas mempengaruhi ketersediaan air bersih di seluruh dunia.
“Ditambah perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan proses turunnya hujan menjadi ekstrem dan tidak merata,” lanjut Dwikorita.
Alarm serius pada Bumi
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada 2022 juga melaporkan bahwa kekeringan dan kelangkaan air melanda Eropa, Amerika sebelah utara dan barat, Amerika selatan barat, kawasan Mediterania, dan Sahel (zona perbatasan antara Gurun Sahara dengan daerah sebelah utara Afrika yang lebih subur).
Leave a Reply