JAKARTA, KalderaNews.com – Para guru SD Tarakanita wilayah Jakarta berkumpul di Auditorium SMA Tarakanita 1 Puloraya untuk belajar bersama model pembelajaran pada Sabtu, 11 Februari 2023.
Hujan yang turun sejak dini hari tak menyurutkan langkah para guru SD Tarakanita wilayah Jakarta untuk menjalani rutinitasnya di Sabtu kedua di setiap bulannya.
Hujan deras menjadi saksi antusias para guru dalam Hari Studi Guru (HSG). Ignatius Purwanto S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Tarakanita 2 menyampaikan bahwa HSG bulan ini luar biasa, dimana teman-teman guru karena walau hujan tidak menghalangi guru untuk datang belajar, bukan hanya sekedar rutinitas semata.
BACA JUGA:
- 3 Tahun Vakum Karena Pandemi, SD Tarakanita 5 Borong Juara di Ajang R4M 2023
- Metarqmorphosis 55 Tahun SMK Tarakanita Jakarta
- Paduan Suara Sekolah Tarakanita Semarakkan Natal di Kemendikbudristek
Banyak model pembelajaran yang bisa dipelajari dalam proses pembelajaran di kelas. Namun kali ini guru-guru akan mempelajari lima model pembelajaran.
Materi lima model pembelajaran disampaikan oleh Helena Juwarsih, S.Pd, dengan sangat jelas sebelum guru mempraktikkan dalam kelas kecil.
Lima model pembelajaran tersebut antara lain PJBL (Project-Based Learning), PBL (Problem-Based Learning), STAD (Student Teams Achievement Divisions), Inkuiri, dan CPS (Creative Problem Solving).
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
PJBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan tertentu
PBL merupakan suatu model pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata, penyelidikan yang riil oleh peserta didik, adanya produk yang menjelaskan solusi yang ditemukan.
STAD menekankan kerjasama di dalam tim-tim kecil yang majemuk atau memiliki karakteristik yang berbeda di antara para anggotanya.
Inkuiri merupakah suatu model pembelajaran dimana proses belajar yang terus-menerus atau berputar berkesinambungan, mulai dari menanyakan pertanyaan, meneliti jawaban, menerjemahkan informasi, mempresentasikan temuan dan melakukan refleksi. Di sini siswa akan diajak untuk berpikir tingkat tinggi atau HOTs.
Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada keterampilan pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan cara penyelesaian yang kreatif.
Dalam HSG kali ini ada perwakilan guru dari 5 SD Tarakanita yang ada di Jakarta yang mempraktikkan secara langsung di kelas. Model PJBL (Project-Based Learning) dibawakan oleh Ibu Odi, Ibu Yoleta, dan Ibu Tanti dari SD Tarakanita 2.
Mode PBL (Problem-Based Learning) dibawakan oleh Ibu Icha dan Ibu Asti dari SD Tarakanita 3. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) dibawakan oleh Ibu Dea, Ibu Eta, dan Ibu Cintya dari SD Tarakanita 4.
Inkuiri dibawakan oleh Ibu Sekar dan Ibu Ursula serta model CPS ( Creative Problem Solving) dibawakan oleh Ibu Rian dari SD Tarakanita 5.
Dalam proses peer teaching kali ini rekan guru bertindak sebagai siswa. Kelima model dibawakan dengan baik dan dapat ditindaklanjuti di unit masing-masing.
“Semoga kebersamaan kita hari ini memberikan manfaat untuk kita semua. Harapan saya pertemuan ini tidak berhenti sampai di sini saja agar kita dapat terus saling belajar demi kesiapan unit sekolah masing-masing dalam penerapannya di kelas,” pungkas Ignatius Purwanto S.Pd menutup HSG. (Christina Widiastuti)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply