SURABAYA, KalderaNews.com – Kasus penyakit diabetes melitus yang dialami anak-anak di Surabaya, Jawa Timur terus meningkat. Kenapa ya?
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, 80 persen anak yang menderita diabetes disebabkan oleh makanan, terutama jajanan.
“Jadi memang kebanyakan yang terjadi karena 80 persen itu makanan, bukan karena genetik,” kata Eri Cahyadi.
BACA JUGA:
- Mahasiswa Harus Baca! Kebiasaan Begadang yang Buruk Bagi Kesehatan
- Orangtua Wajib Tahu, Berikut 10 Tip Memilih Sekolah Swasta yang Cocok untuk Anak
- Berkat Detektor Neuropati Perifer Diabetes, Tim UGM Raih Penghargaan Internasional
Eri mengaku, saat ini ada sekitar 30 persen anak di Surabaya diabetes melitus.
“Kemarin laporannya cuma ada sekitar 30 persen. Pokoknya jumlahnya itu sekitar 50-an,” ujarnya.
Menurut Eri Cahyadi, penyakit genetik pada setiap manusia pasti ada yang lemah. Tetapi jika bisa mempertahankan pola makan dan hidup sehat, maka genetik tersebut bisa ditahan dan tidak menjadi parah.
Maka, Pemkot Surabaya terus mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah untuk para siswa agar bisa jajan di kantin.
Di kantin juga ada UMKM yang menjual makanan dan Dinkes akan mengontrol apa saja makanan di sekah.
“Tapi ada lagi orangtua murid yang bilang untuk dibiarkan beli di luar. Kalau beli di luar, ya makanannya sudah tidak lagi sehat, tidak higienis, dan kandungannya tidak bisa dikontrol,” ujar Eri Cahyadi.
Persoalan ini, kata Eri Cahyadi, juga menjadi tanggung jawab orang tua juga.
“Karena diabetes itu kan ginjalnya sudah tak kuat lagi disebabkan oleh makan gak karu-karuan,” tegas Eri Cahyadi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply