RIAU, KalderaNews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan jauh lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022).
“Diperkirakan Februari minggu ke 4 kemarau yang pertama, kemudian Maret April hujan lagi, kemudian Mei mengering, Juni sampai September itu kemarau kering,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat audiensi bersama Gubernur Riau Syamsuar di Rumah Dinas Gubernur Riau.
Audiensi ini untuk memperkuat koordinasi dengan Pemprov Riau guna mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau.
BACA JUGA:
- Maret-April-Mei Transisi ke Musim Kemarau, Sifat Curah Hujan Normal Hingga Juni 2023
- Musim Kemarau Kok Turun Hujan? Begini Penjelasan Ilmiah BMKG
- BMKG: Prakiraan Kemarau Kering di Jabodetabek Mulai Maret 2023
“Kondisi cuaca yang kering ini mengakibatkan potensi terjadinya karhutla akan semakin mudah terjadi. Sehingga pencegahan harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi,” tambah dia.
Dwikorita menyebut, jika karhutla terjadi maka akan semakin sulit dipadamkan karena kemarau kering. Apalagi, kata dia, karakter tanah gambut yang mengandung bahan bakar berupa sisa tumbuhan sampai di bawah permukaan tanah, sehingga jika terjadi kebakaran, api akan menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan sulit dideteksi, serta menimbulkan asap tebal.
Leave a Reply