JAKARTA, KalderaNews.com – Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menyatakan bahwa selama ini kita selalu bangga sebagai negara dengan penduduk Islam yang terbesar.
“Kita juga harus mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam di Indonesia. Kehidupan keagamaan di Indonesia jauh lebih baik dari pada apa yang banyak terjadi di Timur Tengah atau dimanapun yang penuh gejolak, pertentangan dan konflik,” katanya di acara Dies Natalis Universitas Paramadina ke-25 di kampus Paramadina di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Januari 2023.
“Tantangan kita kedepan adalah bagaimana umat Islam mempunyai peranan yang besar dalam bidang kemajuan bangsa khususnya dalam bidang ekonomi. Pemikiran-pemikiran entrepreneurship tentang kemampuan usaha umat Islam Indonesia,” paparnya.
BACA JUGA:
- Rayakan Dies Natalis ke-25, Universitas Paramadina Jawab Tantangan Demokrasi
- Dr. Budhy Munawar-Rachman Kritisi Gagasan Islam Inklusif Nurcholish Madjid
- Universitas Paramadina Luncurkan Center for Nurcholish Madjid Studies, Gali Pemikiran Cak Nur
“Pandangan-pandangan positif itu sekarang ini kita imbangi pandangan entrepreneurship, pandangan ekonomi, karena itu menjadi bagian dari kemajuan ini. Jika kita tidak maju di bidang itu ada suatu ketimpangan yang mempunyai bahaya di masa depan.” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa universitas bukanlah museum, dalam banyak hal umat Islam berpikir seperti museum, bangga pada masa lalu masa keemasan Islam.
“Riset harus menjadi bagian dari kesetiaan kita semua. Kita harus mengubah universitas itu bukan barang mati tetapi harus dinamis. “
Anggota Dewan Pembina Yayasan Paramadina, Sofyan Djalil menambahkan bahwa ide menggerakkan bangsa, semua civilization dimulai dengan ide besar.
”Saya pikir ide-ide Indonesia yang lebih inklusif, toleran, Islam yang rahmatan lil ‘alamin harus terus kita gaungkan dan kita sebarkan. Universitas Paramadina harus menjadi laboratorium untuk itu, tidak perlu besar sekali tapi menjadi boutique university dimana ide dan pemikiran dikembangkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Latief yang juga merupakan salah satu pendiri Universitas paramadina mengungkapkan ide pendirian Paramadina.
“Kita ingin melahirkan kelas menengah baru Islam, programnya sederhana yaitu mengislamkan orang islam, maka dari itu berdirilah Yayasan Paramadina yang berarti orang yang kaum yang hijrah, yang mau pembaharuan, yang butuh kesejukan,” tutupnya.
Hadir pula dalam acara tersebut, Rektor Prof. Didik J. Rachbini, Ketua Dewan Pembina Yayasan Paramadina Jusuf Kalla, Abdul Latif, Sofyan Djalil, Ahmad Ganis, perwakilan kedutaan besar sahabat, Lembaga internasional, dan civitas akademika Universitas Paramadina.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply