BANDUNG, KalderaNews.com – Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Dr. Ferdinand Hindiarto mengakui saat ini di jaringan perguruan tinggi dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) baru Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang terakreditasi Unggul.
Karena itulah, pihaknya ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana proses Instrumen Suplemen Konversi (ISK) yang dilakukan hingga menuju akreditasi unggul.
“Tujuan kami sejak awal ingin mengetahui, baru nanti kami maju (ke unggul),” tuturnya saat melakukan kegiatan benchmarking ke Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Katolik Parahyangan (LPM UNPAR) pada Selasa, 10 Januari 2023.
BACA JUGA:
- Bakal Punya Fakultas Kedokteran, Unpar Jangan Cuma Hasilkan Dokter Saja
- UNPAR Kantongi Predikat Unggul, Tapi Beberapa Prodi Masih Akreditasi B, Cekidot
- Kampus Ramai-ramai Luncurkan Pendidikan Antikorupsi, Kini Giliran Unpar Bandung
Dr. Ferdinand pun menuturkan, tak dimungkiri tuntutan akan akreditasi semakin tinggi. Namun hal itu tak serta merta menjadi hambatan, akan tetapi menjadi perhatian bersama bagaimana mengekuivalenkan SPMI dan Audit Mutu Internal (AMI) lebih baik lagi.
“Tentunya SPMI dan AMI harus lebih kencang lagi, karena tuntutan eksternal yang tidak bisa kita tolak. Masih banyak perlu dibereskan juga, terutama untuk prodi yang belum terakreditasi,” ujarnya.
Kepala Divisi Audit Mutu Internal LPM UNPAR Dr. Urip Santoso, Drs.,M.M.,S.E.,Ak.,CA mengamini bahwa akreditasi tentunya harus didasarkan pada AMI. AMI, lanjutnya, tetap harus dilakukan dengan segala konsekuensi dan tetap mengarah ke PPEPP.
“Jadi baik atau jelek, itulah potret yang ada. Itu yang kami lakukan saat ini. Kami sudah melakukan AMI dua kali, baik untuk Prodi maupun Unit. Menurut kami AMI ini dibutuhkan minimal untuk akreditasi,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply