JAKARTA, Kalderanews.com — Umur Pangeran Harry baru delapan tahun ketika PM Inggris, John Major, mengumumkan bahwa Pangeran Charles dan Lady Di, memutuskan berpisah. Perpisahan tahun 1992 itu sangat membekas bagi Pangeran Harry. Hal itu mempengaruhi kehidupannya selanjutnya.
Ia semakin terpukul ketika pada tahun 1996 kedua orang tuanya resmi bercerai. Lalu pada 1997, Lady Di meninggal. Itu berarti terpisah selamanya dari kehidupan keluarga, terutama dari kehidupan Pangeran Harry.
Sebagian besar masa kecil Pangeran Harry dalam buku memoarnya diisi dengan kenangan dan kilas balik kepada Mummy, begitu ia memanggil sang Bunda. Terpatri di pikirannya pengakuan Lady Di suatu ketika, bahwa ia mencintai Pangeran Harry dan Pangeran William begitu obsesifnya. Begitu pula sebaliknya. (hal.8).
BACA JUGA:
- Kisah Menarik Masa Sekolah Pangeran Harry yang Ditulis di Memoarnya (1)
- Wow Gerhana Matahari Hybrid 28 April 2023 di Indonesia jadi Gerhana Matahari Total hingga Cincin
- Apa yang Bikin 3 Perpustakaan Ini Jadi Favoritnya? Begini Cerita Dr Reimer
Dalam setiap momen-momen penting kehidupannya, ia selalu mengingat Lady Di. Mummy yang omnipresent, “I could see her, sense her, always…,” tulis dia (hal.9). Seakan semua yang terjadi pada kehidupannya membawa pesan tersembunyi Mummy.
Ketika Lady Di meninggal, usianya 13 tahun, dan ia menerimanya dengan tenang, meskipun sangat terkejut. Ia berusaha tidak menangis, seperti yang diajarkan dalam tradisi kerajaan (hal.29).
Seingat Harry, ia hanya sekali menangis. Saat itu peti jenazah Lady Di diturunkan ke liang lahat. Harry tidak pernah melihat jenazah sang Mummy. Tetapi dari orang-orang ia mendengar bahwa tangan Mummy terlipat memeluk sebuah foto. Foto William dan Harry sedang tersenyum. Mendengar itu, Harry menangis.
“Untuk selama-lamanya kami akan tersenyum padanya dalam kegelapan, dan mungkin foto itu, serta peti jenazah yang diturunkan ke dalam kubur yang akhirnya meruntuhkanku. Tubuhku kejang dan daguku turun. Aku mulai terisak, tak terkendali…Aku merasa malu telah melanggar etos keluarga, tetapi saya tidak tahan lebih lama lagi, “tulis Harry. (Hal 32). Setelah itu, ia berusaha tegar, tidak menunjukkan perasaannya di mana pun.(hal 29).
Di balik ketegaran itu sesungguhnya ia sangat terpukul. Dalam kehidupan sehari-hari ia berada dalam kebimbangan antara mempercayai atau tidak mempercayai kematian sang Mummy. Ada kalanya ia hanya menganggapnya sedang pergi jauh. Dan akan kembali pada suatu hari.
Ini membuat Pangeran Harry seperti dua pribadi yang berbeda. Di satu sisi ia senang tanpa dikelilingi orang-orang. Tetapi pada sisi lain, ia tidak berani duduk sendirian. Di satu sisi ia ingin mengenang Mummy. Di sisi lain ia juga ingin menghapus semua kenangan pahit.
Hal ini banyak membawanya ke dalam masalah pada studinya. Di Eaton College Pangeran Harry mulai disebut-sebut sebagai murid nakal. Ia sebenarnya tidak menyukai sebutan itu. Ia mengatakan, seandainya nilai-nilai pelajarannya bagus, sebutan itu tidak akan disematkan kepadanya.
“Nilai pelajaran saya tidak bagus, semua orang tahu. Informasinya tersedia secara publik. Seluruh dunia mengetahui pergumulan akademik saya,” tulis Harry, tetapi, lanjut dia, tidak ada satu pun yang pernah mendiskusikan kemungkinan penyebabnya: Mummy.
“Belajar, konsentrasi, membutuhkan aliansi dengan pikiran, dan di masa remaja, waktuku habis dalam perang melawan diri sendiri. Aku terus-terusan berusaha melawan pikiran tergelap, ketakutan yang paling dasar, yaitu kenangan terindah. (Semakin dekat dengan
ingatan, semakin dalam rasa sakitnya.) Aku telah menemukan strategi untuk melakukan ini, beberapa dengan cara yang sehat, beberapa tidak, tetapi semuanya cukup efektif, dan kapan pun itu
tidak tersedia — misalnya, ketika aku dipaksa duduk diam dengan buku — aku
ketakutan,” tulis Harry.
Pangeran Harry memang dikenal kurang suka membaca buku sejak kecil. Ia lebih gemar pada kegiatan yang bersifat fisik. Tetapi setelah kematian sang Mummy, ia semakin tak bisa berkonsentrasi membaca, hal berkebalikan dengan ayahnya yang kutu buku.
“Dengan segala cara, aku menghindari duduk diam dengan buku. Pada titik tertentu aku tersadar bahwa seluruh dasar pendidikan adalah ingatan. Daftar nama, kolom angka, rumus matematika, puisi yang cantik — untuk mempelajarinya Anda harus mengunggahnya ke bagian otak yang menyimpan segala sesuatu, tetapi itu adalah bagian yang sama dari otakku yang ingin menolak. Memoriku telah terluka sejak Mummy menghilang, dengan sengaja, dan aku tidak ingin memperbaikinya, karena ingatan sama dengan kesedihan,” tulis Harry. (hal.60).
Bagi Pangeran Harry melupakan adalah obat. Dulu ia masih cukup lancar untuk mengingat kisah-kisah yang dibacanya. Seperti kisah Ace Ventura dan The Lion King. Tetapi untuk mengingat kenang-kenangan yang indah dengan sang Mummy, ia memerlukan perjuangan berat, meskipun dengan gagah berani berusaha ia lakukan. (hal.60).
Atas ketidaksukaannya pada buku, ia merasa bersalah pada ayahnya, Pangeran Charles, yang ia sapa dengan Pa. “Sulit bagiku untuk disebut anak yang nakal, dan yang bodoh, itu kesedihan untuk Pa, karena itu berarti aku adalah lawannya. Yang paling mengganggunya adalah bagaimana aku berusaha keras untuk menghindari buku. Pa tidak hanya menikmati buku, dia mengagungkannya. Terutama Shakespeare. Dia memuja Henry V. Dia membandingkan dirinya dengan Pangeran Hal,” tulis Harry. (hal.60).
Meskipun selalu menghindari buku, ada satu buku yang sangat berkesan pada Pangeran Harry. Buku itu karya John Steinbeck, berjudul Of Mice and Men. Buku itu ditulis dalam Bahasa Inggris yang sederhana, tebalnya 150 halaman. Pesan buku itu, menurut Harry, “Setiap orang membutuhkan orang lain untuk dekat dengannya. Manusia akan jadi gila tanpa memiliki seseorang yang dekat dengannya.” (hal.63).
Pengalaman lainnya di masa sekolah yang cukup mengharukan ialah ketika ia mendapat pekerjaan rumah menulis surat untuk Mummy. Ada juga pengalaman ketika ia bersitengang dengan guru Sejarahnya, namun berakhir damai. Juga tentang kenangan menikmati permen sepuasnya yang tampaknya sangat membekas dalam kehidupannya. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply