Apa yang Bikin 3 Perpustakaan Ini Jadi Favoritnya? Begini Cerita Dr Reimer

Torsten Reimer, Kepala Perpustakaan University of Chicago (Reimer/UChicago)
Torsten Reimer, Kepala Perpustakaan University of Chicago (Reimer/UChicago)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, Kalderanews.com — Torsten Reimer, kepala perpustakaan University of Chicago, belum lama ini diwawancarai oleh media kampus ternama itu seputar perpustakaan di era digital. Wawancara yang dimuat di situs resmi universitas tersebut cukup panjang, dan banyak hal menarik.

Di antaranya, ia ditanyakan tentang perpustakaan yang jadi favoritnya ketika jadi mahasiswa. Reimer, yang baru bergabung ke University of Chicago April 2022, bercerita begini.

“Salah satu perpustakaan yang paling saya sukai adalah Perpustakaan Negara Bagian Bavaria di Munich,” kata Reimer, penyandang PhD Sejarah yang saat ini mendapat tanggung jawab memimpin proses pengembangan dan implementasi visi komprehensif University of Chicago.

Perpustakaan Negara Bagian Bavaria, menurut dia, memiliki koleksi luar biasa. Letaknya tepat di sebelah universitas. Namun yang tampaknya sangat istimewa dari perpustakaan itu adalah pelayanan para pustakawannya.

“Saya menemukan pustakawan bersedia memperlakukan mahasiswa dengan serius — yang bukan pengalaman saya di semua perpustakaan,” kata lulusan Ludwig Maximilian University of Munich (LMU), Jerman ini.

BACA JUGA:

Perpustakaan lain yang jadi favoritnya adalah British Library di London. Perpustakaan itu, kata dia, membantu pengunjungnya fokus, seakan-akan terpisah dari dunia luar.

“Ini adalah lingkungan tertutup tempat Anda keluar dari dunia hanya untuk fokus pada penelitian Anda,” kata Reimer.

Dengan bercanda ia berkata, ia akan lebih menyukai perpustakaan itu bila ruang baca humanioranya memiliki lebih banyak jendela. “… setelah musim dingin yang panjang di ruang baca buku langka, saya sangat ingin melihat cahaya matahari lagi,” kata dia tentang pengalamannya di sana.

Namun yang paling berkesan baginya adalah ruang baca lama di Perpustakaan Bodleian di Universitas Oxford, Inggris.

“Membaca materi era modern awal di sebuah ruangan yang sudah ada pada saat materi itu ditulis, adalah pengalaman yang luar biasa,” kisah Reimer. 

Dia mengatakan salah satu momen yang sangat menentukan dalam penelitiannya untuk meraih gelar PhD terjadi di perpustakaan itu.

“Saya ingat duduk di sana dan mengalami salah satu momen klik ketika saya merasa, ada cerita yang muncul di sana,” kata dia.

Ketika itu dalam pikirannya bertumpuk gagasan-gagasan yang terpisah. Padahal, ia meyakini bahwa sebuah penelitian sejarah harus dapat disajikan dalam gaya bercerita (storytelling).

Sebuah studi Sejarah, menurut dia tetap harus berdasarkan penelitian yang baik. Juga didukung oleh bukti-bukti dan argumen yang masuk akal. Meskipun demikian, iajuga harus menjadi sebuah cerita.

Di perpustakaan itulah, kata Reimer, untuk pertama kalinya ia memahami cerita seperti apa yang akan ia tulis pada disertasi PhD-nya. “Pada saat itulah pertama kalinya saya merasa saya benar-benar tahu seperti apa kisah penelitian PhD yang akan saya kerjakan,” kata Reimer.

Reimer mengatakan sampai batas tertentu lingkungan perpustakaan lah yang banyak membantunya menyelesaikan penelitiannya. Bila ditanya, buku apa yang paling banyak membantu dia dalam penelitiannya, ia tidak bisa menjawabnya. Sebab yang paling berperan mendukungnya adalah tersedianya berbagai bahan literatur di sekitar dia, dan menekuninya setiap hari di perpustakaan itu.

Nah, kini giliran kamu menjawab, perpustakaan mana yang jadi favorit kamu, apa yang paling kamu sukai darinya, dan pada bagian apa yang paling membantu kamu dalam belajar?

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*