SEMARANG, KalderaNews.com – Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang resmi mengubah logo universitas menjadi Soegijapranata Catholic University (SCU) pada Kamis, 12 Januari 2023.
Rektor Unika Soegijapranata, Dr. Ferdinandus Hindiarto S.Psi., M.Si menegaskan sejatinya logo ini merupakan perubahan bukan penggantian. Identitas logo SCU terbaru ini tidak hanya sebagai perubahan simbol belaka, tetapi turut menciptakan perubahan budaya dalam lingkup kerja dan skema pembiayaan perkuliahan.
Ia menambahkan berubah itu bukan ganti. Ia juga menuturkan bahwa ini adalah proses transisi baik dalam pembangunan dan budaya pembelajaran.
BACA JUGA:
- Rektor Unika Soegijapranata: di APTIK Baru Unpar yang Akreditasinya Unggul
- 34 Tim Ikuti Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa di Unika Soegijapranata
- Unika Soegijapranata Punya Kampus Kedua, Kampus Fransiskus Asisi
“Nilai sukacita inilah yang menjadi dasar budaya organisasi yang akan dituju. Zaman terus berkembang, maka ada sesuatu yang harus diubah,” terang Ferdinandus.
Sukacita yang selalu digaungkan merupakan bagian dari nilai-nilai yang terus dihidupkan untuk menciptakan ruang pendidikan supaya terus bertumbuh dan berkembang.
Nilai ini juga digenggam oleh Soegijapranata Catholic University (SCU) untuk terus berpegang dalam patron Monsinyur Soegijapranata yaitu terkait “Tempora Mutantur, Et Nos Mutamur In Illis” yang berarti waktu berubah dan kita-pun berubah di dalamnya.
“Perubahan ini hanyalah sebagai penanda untuk memperkuat kembali Soegijapranata dalam perilaku, kebiasaan, hingga menjadi budaya institusi SCU. Intinya terpenting perubahan budaya kerja, dan bukan sekadar logo,” tutur Rektor Unika Soegijapranata.
Pasalnya, Unika Soegijapranata telah menerapkan proses pembelajaran dengan model Soegijapranata Learning Model (SLM) dengan menciptakan suasana joyful learning. Salah satu nilai tambah adanya SLM ini yaitu mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan, tidak hanya berfokus pada satu arah tetapi terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.
“Ciri khas yang kami coba dengan model ini adalah menerapkan pembelajaran kontekstual dengan menghadirkan alumni, membangun suasana sukacita dalam proses belajar,” tutup Ferdinandus.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply