JAKARTA, KalderaNews.com – Natal tinggal menghitung hari. Pohon Natal sudah terpasang di rumah? Nah, inilah sejarah panjang pohon Natal.
Merangkum beragam sumber, pohon Natal yang kerap kita saksikan menjelang perayaan Natal itu bermula dari tradisi di Jerman.
Nah, berikut ini perjalanan sejarah pohon Natal yang kini menjadi penghias sukacita menyambut perayaan Natal, 25 Desember.
BACA JUGA:
- Asal Usul Sinterklas Atau Santa Claus dalam Tradisi Natal
- Inilah Tema dan Pesan Natal 2022 KWI-PGI
- Tip Menyiapkan Kado Natal untuk Orang-orang Tercinta
Berawal dari tradisi di Jerman
Pohon Natal modern yang kini dapat dilihat saat Hari Raya Natal berasal dari Jerman, tepatnya barat Jerman.
Jadi, pada abad pertengahan terdapat sebuah pertunjukan teatrikal tentang Adam dan Hawa yang memiliki sebuah “pohon surga”.
Nah, “pohon surga” ini biasa dibuat dari pohon cemara yang digantungi buah apel sebagai melambangkan Taman Eden.
Alhasil, pada 24 Desember yang merupakan hari raya keagamaan Adam dan Hawa, warga Jerman mendirikan pohon tersebut di rumah masing-masing. Pada pohon tersebut, mereka menggantungkan wafer yang melambangkan tanda penebusan Kristus.
Tetapi, dalam tradisi berikutnya, mereka mengganti wafer dengan kue dalam berbagai bentuk. Selain kue, ada juga liin yang melambangkan Kristus sebagai penerang dunia.
Tak hanya pohon, warga Jeman kala itu juga membuat konstruksi kayu berbentuk segitiga menyerupai piramida.
Piramida tersebut memiliki rak untuk menyimpan patung-patung Natal yang didekorasi dengan pepohonan hijau, lilin, dan bintang.
Pada abad ke-16, piramida itu bergabung dengan pohon cemara yang menghasilkan pohon Natal yang kini kerap dilihat masyarakat jelang Hari Raya Natal.
Tradisi itu makin menyebar pada warga Jerman Lutheran pada abad ke-18, hingga akhirnya pohon Natal menjadi tradisi yang mengakar di Jerman.
Dipopulerkan Ratu Inggris
Pada awal abad ke-19, tradisi pohon Natal diperkenalkan di Inggris dan dipopulerkan Pangeran Albert, suami Ratu Victoria yang lahir di Jerman.
Di Inggris, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837-1901 kala Ratu Victoria masih menduduki takhta kerajaan. Victoria dan Albert diketahui penggemar berat Hari Raya Natal.
Maka, dekorasi pohon Natal ditambahkan dengan mainan dan kado-kado kecil, lilin, permen, untaian popcorn, serta keik mewah yang digantung dengan pita dan rantai kertas.
Populer di Amerika
Meskipun tradisi pohon Natal dipopulerkan Ratu Victoria di Inggris pada pertengahan abad ke-19, tapi tradisi itu tiba lebih dulu di Amerika Utara pada abad ke-17 melalui para pemukim Jerman.
Selain Amerika dan Inggris, tradisi pohon Natal juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.
Kini, keberadaan pohon Natal dengan beragam kreasi telah menjadi simbol perayaan Natal setiap tahun di mana pun.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply