JAKARTA, KalderaNews.com – Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Muhayatun Santoso menyebutkan kiprah perempuan untuk mengambil peran di bidang teknologi nuklir masih sangat minim.
“Kurang dari seperempat perempuan, yang bekerja di bidang teknologi nuklir di dunia,” ” ungkap Profesor Ahli Teknik Analisis Nuklir tersebut saat menjadi narasumber dalam Talkshow Super (Sosok Ibu dan Perempuan Berkarir) BRIN dalam memperingati Hari Ibu pada Kamis, 12 Desember 2022.
Oleh karena itu, International Atomic Energy Agency (IAEA) terus menerus mengangkat keterlibatan perempuan untuk mengisi berbagai bidang pekerjaan khususnya terkait dengan teknologi nuklir.”
BACA JUGA:
- Iptek Nuklir Itu Tidak Melulu Energi PLTN, Ada yang Sangat Urgent di Kesehatan
- Transisi Energi Terbarukan dan Nuklir di Indonesia Masih Lamban
- Mau Kuliah Gratis D4 Politeknik Teknologi Nuklir BRIN? Pendaftaran Tutup 31 Maret 2022
“Jadi sebenarnya perempuan punya banyak kesempatan seperti apa yang saya lakukan.”
Dijelaskan Muhayatun, masih banyak orang yang takut jika mereka bekerja di bidang teknologi nuklir. Padahal perkembangan sebuah bangsa itu tergantung dari penguasaan terhadap teknologi.
Menurutnya, teknologi nuklir itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang memang harus dikuasai oleh bangsa Indonesia.
“Iptek nuklir itu mampu diaplikasikan pada berbagai macam bidang. Inilah yang menarik kenapa saya menggeluti nuklir. Nuklir itu ternyata banyak sekali manfaatnya dan tentunya kita bisa kontribusikan salah satunya adalah bersama-sama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sesegera mungkin,” kata Wanita yang baru saja meraih G.A. Siwabessy Memorial Lecture tersebut.
Dia mencontohkan misalkan di bidang kesehatan dengan pemanfaatan radioisotop dan radiofarmaka untuk diagnosis berbagai macam penyakit, salah satunya adalah untuk diagnosis terkait dengan kanker, tumor, dan sebagainya.
“Kemudian di bidang pertanian ada banyak hal yang dilakukan dengan rekayasa genetik mutasi yang digunakan untuk mendapatkan bibit unggul dan tanaman yang lebih produktif,” sebut ibu yang hobi membaca dan main tenis meja itu.
Selanjutnya di bidang lingkungan itu bisa digunakan untuk deteksi dini adanya pencemaran. Sementara di industri terkait dengan deteksi adanya kebocoran-kebocoran pipa, serta di bidang energi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
“Memang selain manfaat-manfaat yang tadi saya sampaikan, iptek nuklir ini dapat bersifat bahaya apabila penggunaannya tidak berdasarkan pada filosofi keselamatan. Jadi kalau bekerja dengan nuklir adalah keselamatan menjadi prioritas utama jadi ini yang selalu kita kedepankan,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply