100 Tahun Chairil Anwar: Dimensi Lain Selain Mitos Binatang Jalang

Pengunjung menikmati pameran "Aku Berkisar Antara Mereka" di Komunitas Salihara
Pengunjung menikmati pameran "Aku Berkisar Antara Mereka" di Komunitas Salihara (KalderaNews/Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kesusastraan Indonesia tidak akan lepas dari tokoh Chairil Anwar. Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae mengatakan bahwa puisi Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia yang menginspirasi perpuisian Indonesia modern di generasi selanjutnya.

Menjadi salah satu rangkaian dari program Seratus Tahun Chairil Anwar yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara, pameran arsip sang penyair dengan tajuk “Aku Berkisar Antara Mereka” dibuka untuk publik hingga 04 Desember 2022.

Pameran ini merupakan sebuah program kerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang dikuratori oleh Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak. Pameran ini ingin memaknai ulang kontribusi sang penyair dalam dunia sastra Indonesia dan memberikan dimensi lain selain mitos “binatang jalang” yang melekat pada dirinya.

BACA JUGA:

Memang, popularitas Chairil tak dapat dilepaskan dari mitos “binatang jalang” yang telah lama berkembang seputar kepenyairannya.

“Kami percaya bahwa penyair tak berdiri sendiri. Ia adalah produk tradisi yang mendahuluinya. Bagi kami, kekhususan Chairil justru terletak pada penghormatan dan pembaharuannya atas tradisi yang ia pilih, sesuai dengan wawasan, bacaan, kepribadian, hasrat dan situasinya.”

Di sinilah perayaan seratus tahun bisa berharga: untuk memaknai ulang kontribusi sang penyair kepada sastra Indonesia, serta mendekonstruksi mitos-mitos seputar karya-karyanya. Dalam semangat itulah pameran ini hendak mengembalikan sang penyair kepada identitasnya yang hakiki: kata-katanya.”

Pameran tidak hanya menampilkan karya-karya Chairil Anwar saja, namun juga memperlihatkan dimensi-dimensi lain dalam kesusastraannya seperti peran kritikus H.B. Jassin, pengaruh penyair-penyair dunia pada sajak-sajaknya, serta perdebatan sengit seputar mana yang merupakan karya asli, saduran, terjemahan atau jiplakan.

Tidak hanya tentang Chairil Anwar, pameran ini juga menyoroti sejumlah tokoh baik dari kalangan pelukis Indonesia hingga penyair luar yang sedikit banyak memengaruhi kekaryaannya. Para kurator hendak menampilkan hubungan-hubungan yang terjadi sehingga bisa memberikan gambaran sang tokoh terhadap sumber inspirasi yang datang dari pandangan akan seni rupa, agama, dan politik pergerakan.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*