SURABAYA, KalderaNews.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur berencana menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi pelajar SD dan SMP yang berlaku mulai 10 November 2022.
Rencana itu pun direspons baik oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Menurut Menteri Nadiem, siswa di sekolah tak perlu diberikan pekerjaan rumah yang banyak, terutama siswa SD.
BACA JUGA:
- Pemkot Surabaya Hapus Pekerjaan Rumah (PR) Siswa SD dan SMP, Ternyata Ini Gantinya
- Simak, Inilah Aturan Baru Tentang Seragam Sekolah dari Kemendikbudristek
- Kondisi Sekolah Memprihatinkan, 26 Siswa SD Kirim Surat ke Ganjar Pranowo
“Tidak perlu ada PR rutin, seperti tugas dari LKS (lembar kerja siswa). Itu sangat mengambil waktu,” kata Menteri Nadiem kala kunjungan ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Sekolah, kata Menteir Nadiem, semestinya bisa menyesuaikan minat dan bakatnya masing-masing dari siswa SD.
“Jadi yang menurut mereka interest saja, terutama ini untuk siswa SD,” ujar Menteri Nadiem.
Menteri Nadiem mengatakan, PR yang diberikan kepada siswa itu harus ringan, seperti meningkatkan kapasitas membaca.
“Karena PR merupakan bagian dari projek, kalau tidak ambil ekstrakurikuler, mereka pasti senang,” kata Menteri Nadiem.
Meskipun menyambut baik rencana penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP di Surabaya, tapi keputusan tersebut diserahkan ke masing-masing pemerintah daerah (Pemda), seperti yang dilakukan di Pemkot Surabaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SD dan SMP di Surabaya tidak lagi tidak terbebani PR mulai 10 November 2022. Pasalnya, Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memastikan siswa tidak lagi terbebani PR.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, kegiatan mengerjakan PR yang selama ini dilakukan di rumah akan digantikan dengan dua jam pelajaran yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa.
“Sebetulnya PR itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya ubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap, meskipun ada PR, tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Eri Cahyadi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya sangat serius untuk mengurangi beban siswa dalam hal menghapus PR.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply