Kasus Ginjal Akut pada Anak Meningkat, IDAI: Waspada Penggunaan Sirup Parasetamol

Anak demam. (Ist.)
Anak demam. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan peningkatan kasus gangguan ginjal akut misterius.

Kini total kumulatif per Januari-18 Oktober 2022 menjadi 192 kasus di Indonesia.

“Ini bukan berarti kasus baru tiba-tiba melonjak. Tapi ini adalah data yang baru dilaporkan ke kami,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers Selasa, 18 Oktober 2022.

“Sebagian besar balita berusia satu sampai lima tahun. Kemudian juga gejala klinisnya sama memenuhi kriteria gangguan ginjal akut yang progresif cepat,” ujarnya.

BACA JUGA:

Sebanyak 192 kasus tersebut tersebar di 22 provinsi. DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Aceh, dan Bali, menjadi provinsi dengan kasus paling banyak.

DKI Jakarta ada 50 kasus, 24 kasus di Jawa Barat, di Jawa Timur 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 17 kasus. Sisanya terjadi di beberapa provinsi yang lain.

Waspada Sirup Parasetamol

Sebelum muncul kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia, Gambia mencatat 60-an kasus kematian anak dengan kondisi cedera ginjal diduga akibat konsumsi sirup obat batuk.

Maka, IDAI menganjurkan masyarakat mewaspadai dini penggunaan obat sirup parasetamol.

“IDAI merekomendasikan untuk sementara ini kita belum jelas buktinya, untuk menghindarkan konsumsi obat-obat seperti ini,” tegas dr. Piprim Basarah Yanuarso.

Dokter Piprim menyebut, hingga kini ada atau tidaknya efek penggunaan parasetamol terhadap kasus gangguan ginjal akut misterius masih di dalam penelitian Kementerian Kesehatan RI.

Artinya, belum ada kepastian terkait penyebab tunggal kasus gangguan ginjal misterius.

Tetapi, belajar dari kasus di Gambia, IDAI menganjurkan warga untuk waspada dini.

Jika warga ingin menghindari penggunaan sirup parasetamol, anak yang demam bisa diberikan kompres air hangat atau pemberian parasetamol melalui anus jika diperlukan.

“Bisa kompres hangat. Kalau perlu penggunaan parasetamol dari anus. Kompres hangat dululah lebih aman,” saran Dokter Piprim.

“Ini kewaspadaan dini. Kalau kewaspadaan dini kan (tetap) boleh (mengkonsumsi). Kalau mau minum juga nggak apa-apa, belum ada larangan. Sebagai bentuk kewaspadaan dini,” ujar Dokter Piprim.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*