JAKARTA, KalderaNews.com – Pada pembukaan Science Film Festival di Indonesia diselenggarakan di GoetheHaus Jakarta pada Selasa 18 Oktober 2022 lalu sejumlah siswa berpartisipasi dalam eksperimen sains bernama “Kaleng Bergerak“.
Mereka ditantang mencari cara bagaimana menggerakkan kaleng tanpa menyentuh langsung dengan tangan, tetapi dengan menggunakan barang-barang yang telah disediakan. Di atas meja eksperimen, terdapat balon yang merupakan kunci dari tantangan tersebut.
Para siswa harus meniup balon dan kemudian menggesekkan ke rambut untuk menghasilkan listrik statis akibat adanya perpindahan elektron. Balon yang telah digesek itu mampu menggerakkan kaleng jika didekatkan.
BACA JUGA:
- Direktur Goethe-Institut Bandung Sudah Tidak Sabar Datang ke Kota Kembang
- Goethe-Institut Jakarta dan Bandung Ditutup, #30MinDeutsch, Lernberatung dan Onleihe Jadi Andalan
- Hebat, Siswa SMA Saint Peter Kelapa Gading Ini Juara 2 Olimpiade Bahasa Jerman di Hamburg
Ini adalah salah satu kemerihaan di acara pembukaan Science Film Festival 2022. Diketahui, Science Film Festival hadir kembali di Indonesia secara hybrid pada 18 Oktober hingga 30 November 2022.
Acara tahunan yang diinisiasi Goethe-Institut ini mengajak siswa-siswi SD sampai SMA di 55 kabupaten/kota menjelajahi tema
“Kesempatan yang Setara di Dunia Sains” melalui pemutaran film-film internasional yang disertai berbagai eksperimen sains yang menyenangkan.
Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr. Stefan Dreyer menegaskan pandemi membuka mata banyak orang bahwa isu keberagaman dan inklusif kian penting. Science Film Festival adalah wujud komitmen kami untuk mengangkat kedua isu ini, menunjukkan bahwa bidang sains terbuka untuk dipelajari dan dapat menjadi lahan pekerjaan bagi siapa saja demi kemajuan masyarakat.
“Kami berharap, melalui tema tersebut, kami dapat membangun kesadaran generasi muda terhadap inklusi dan keberagaman,” tandas Dreyer.
Science Film Festival 2022 di Indonesia akan memutar 17 film dari sepuluh negara yakni Afrika Selatan, Austria, Belgia, Chile, Haiti, India, Indonesia, Jerman, Spanyol, serta Thailand yang telah disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia.
Film-film itu dijadwalkan diputar bergiliran secara luring di sekolah-sekolah di Jabodetabek, Bandung, Sidoarjo, dan Medan.
Selain itu, sejumlah pusat sains di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, serta Pontianak juga turut berpartisipasi menggelar pemutaran dan eksperimen sains secara luring.
Adapun pemutaran film dan peragaan eksperimen sains juga akan berlangsung secara bergiliran via platform Zoom (secara daring) bagi siswa-siswi di kota-kota selain yang disebutkan di atas, antara lain di Aceh, Bintuni, Bombana, Denpasar, Fakfak, Flores Timur, Humbang Hasundutan, Indramayu, Jayapura, Kupang, Makassar, Maumere, Salatiga, Surabaya, Temanggung, Tentena, Tambolaka, Waikabubak, Waingapu, dan masih banyak kota lagi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply