![Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)](/wp-content/uploads/2022/10/BRIN-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan SDM Iptek berkualifikasi S3 meningkat 20 persen pada 2024.
Target ini disampaikan Plt. Deputi Bidang SDM Iptek, BRIN, Edy Giri Rachman Putra. Ia menegaskan target BRIN di 2022 ini mencapai sekitar 17 persen, 2023 naik lagi jadi 18 persen dan 2024 bisa sampai 20 persen. Untuk saat ini, akunya, masih di kisaran 15 persen.
Mengacu pada UU Sisnas Iptek nomor 11 tahun 2019, SDM Iptek terdiri dari beberapa jabatan fungsional, seperti dosen, peneliti, perekayasa dan sebagainya.
BACA JUGA:
- Pertama di Dunia, BRIN Gandeng Kimia Farma Luncurkan Produk TB-Scan
- BRIN dan DPR Ajak Mahasiswa Tuangkan Ide Jadi Tulisan Ilmiah
- Heboh Tunjangan Kinerja BRIN Capai 150 Persen, Ini Klarifikasi Kepala BRIN
“Jumlahnya memang cukup banyak, hanya saja kualifikasi pendidikan masih sangat rendah,” ungkapnya.
Di samping itu, menurut Giri, jumlah rasio SDM Iptek per 1 juta penduduk masih rendah.
“Sekarang masih sekitar 1.500-an (per 1 juta penduduk), padahal target kita sampai 5.000-an,” tutur Giri.
BRIN pun kini mengemban program Manajemen Talenta Nasional (MTN) di bidang riset dan inovasi, trtutama untuk mengakselerasi kualitas dan kompetensi SDM Iptek untuk menjadi SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Termasuk juga bagaimana bisa menarik talenta-talenta muda diaspora, untuk bisa membantu kita mengembangkan iptek di Indonesia melalui MTN ini” katanya.
Dirinya menyebutkan, program MTN terbuka untuk semua pihak, terutama generasi milenial, mulai dari tingkat SMP, SMA, hingga mahasiswa.
“Kita mulai engage mereka dengan beberapa skema, yang bisa meningkatkan minat mereka untuk menjadi periset ke depannya,” katanya.
Misalnya, sebut Giri, mulai dari mahasiswa S1, melalui program MTN, mereka bisa disekolahkan ke jenjang S2, S3, bahkan post-doktoral, baik di dalam maupun luar negeri.
“Tentunya ketika sudah mendapatkan pengalaman, kapasitas, dan peningkatan kompetensi, mereka tidak harus kembali ke BRIN, mereka bisa ke masyarakat, entah ke perguruan tinggi ataupun industri. Yang penting mereka sudah punya kapasitas dan kompetensi yang memadai, yang bisa bergerak secara mandiri untuk membangun negeri,” pungkas Giri.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply