JAKARTA, KalderaNews.com – Mendikbudristek Nadiem Makarim membantah bahwa ada organisasi bayangan berjumlah 400 orang di Kemendikbudristek.
Hal itu terungkap kala Menteri Nadiem berbicara dalam rangkaian United Nations Transforming Education Summit di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
“Saat ini, kami memiliki 400 product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian,” kata Menteri Nadiem pekan lalu.
BACA JUGA:
- Ternyata, Menteri Nadiem Makarim Punya Tim 400 Orang, Apa Fungsinya?
- Sambangi MIT, Harvard dan Georgetown University, Apa Saja Hasil yang Dibawa Nadiem?
- RUU Sisdiknas Tidak Masuk Prolegnas Prioritas, Menteri Nadiem: Perubahan Selalu Mengundang Resistensi
Nah, karena ramai jadi perbincangan di jagat maya, Menteri Nadiem pun lalu menjelaskan terkait tim yang berjumlah 400 orang itu.
Menteri Nadiem mengatakan bahwa tim yang beranggotakan 400 orang yang disebutnya itu adalah GovTech Edu, organisasi yang berada di bawah PT Telkom Indonesia.
“Jadi maksud saya adalah ada organisasi yang men-shadow. Men-shadow artinya cermin dari organisasi di Kemdikbudristek,” kata Menteri Nadiem.
Posisi GovTech Edu sebenarnya adalah vendor yang dikontrak Kemendikbudristek.
“Tentunya organisasi itu yang ada di bawah PT Telkom itu (GovTech Edu) adalah vendor. Kontraknya adalah vendor. Jadinya saya harus klarifikasi ya jelas mereka itu adalah vendor secara kontraktual,” jelas Menteri Nadiem.
“Yang bikin negara-negara luar negeri tercengang dengan presentasi kita adalah cara kementerian kita berkolaborasi dengan tim vendor ini bukan seperti vendor, itu sebenarnya kuncinya,” papar Menteri Nadiem.
Kemendikbudristek, lanjut Menteri Nadiem, menempatkan GovTech Edu merupakan mitra kerja yang bisa menyampaikan dan mendiskusikan pendapat dengan pejabat-pejabat kementerian.
Nadiem pun menegaskan bahwa dana untuk membayar 400 orang di GovTech Edu berasal dari anggaran Kemendikbudristek.
GovTech Edu dibentuk 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, dan diisi dengan sumber daya manusia yang punya pengalaman di perusahaan-perusahaan teknologi baik nasional maupun multinasional.
Sampai kini, mereka telah menghasilkan beberapa produk teknologi untuk pendidikan, seperti Merdeka Mengajar, ARKAS and SIPLah, Kampus Merdeka, Rapor Pendidikan, dan Belajar.id.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply