BANDUNG, KalderaNews.com – Seorang siswa perempuan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2, Kota Bandung, Zahwa Nurlaila Indah Laksana mendobrak konsep homogen dan patriarki bahwa pemimpin yang ideal berasal dari kalangan laki-laki.
Zahwa terpilih sebagai siswa perempuan pertama yang menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di tempatnya menimba ilmu.
“Saya menjawabnya dengan keberanian dan pembuktian bahwa seorang perempuan yang dianggap lemah dan rendah sebenarnya tetap pantas menjadi seorang pemimpin,” ujar Zahwa, pelajar kelas XII yang juga peraih medali emas tingkat nasional pada Olimpiade Sains Pelajar Nasional 2021.
BACA JUGA:
- Menyusuri Jejak Juang Emansipasi Kartini di Jepara
- Dialah Keumalahayati, Laksamana Wanita Pertama di Indonesia Asal Aceh
- 60 Tahun SMA Tarakanita 1 Jakarta, Buahkan Perempuan Tangguh dan Berintegritas
Sejak berdiri di tahun 1991, MAN 2 Kota Bandung, sekolah menengah negeri berbasis agama Islam tempat Zahwa belajar tercatat belum pernah memiliki ketua OSIS dari pelajar perempuan.
Zahwa beruntung, 30 tahun kemudian, ia terpilih untuk memimpin organisasi di sekolahnya dengan mekanisme pemilihan yang demokratis, mengalahkan dua calon siswa laki-laki lainnya.
Terpilihnya Zahwa sebagai ketua OSIS di sekolahnya bukan tanpa halangan, meski didukung oleh sebagian besar temannya, tak sedikit pula yang berseberangan pendapat.
Stigma perempuan sebagai pemimpin masih sering ia dengar dari siswa yang lain. “Laki-laki yang diutamakan jadi pemimpin, masa perempuan mau jadi pemimpin juga, sih? Apakah tidak malu? Bukan kodratnya. Aku aja sebagai perempuan enggak berani buat jadi ketua OSIS selagi masih ada laki laki,” ujar Zahwa, menirukan perkataan rekan-rekannya.
Meski begitu, niat Zahwa tidaklah goyah. Perkataan sinis yang datang dari rekan sebayanya justru membuat ia semakin termotivasi untuk terus maju dan tetap percaya diri.
Di sekolah, Zahwa tidak berdiri sendiri. Beberapa guru di sekolahnya memiliki peran penting dalam mendorong Zahwa dan siswa perempuan lainnya untuk lebih berani bersuara dan maju untuk menjadi seorang pemimpin.
Momon Sudarma, guru bidang Geografi dan Sosiologi di MAN 2 Kota Bandung ini turut bercerita tentang terpilihnya Zahwa sebagai ketua OSIS perempuan pertama di sekolahnya.
Pria yang akrab disapa Pak Momon oleh para siswa ini, seringkali menyampaikan dan menyemangati siswa terkait masalah kepercayaan diri dan kepemimpinan.
Terpilihnya Zahwa sebagai pemimpin organisasi siswa juga menjadi contoh praktik baik yang menunjukkan bahwa MAN 2 Kota Bandung terbuka terhadap isu kesetaraan gender, serta mendorong partisipasi dan keterlibatan bermakna siswa perempuan dalam proses pembuatan keputusan di sekolahnya.
Terpilihnya Zahwa sebagai ketua OSIS di sebuah Madrasah Aliyah Negeri dapat menjadi pemicu agar hal baik serupa bisa terjadi di sekolah setingkat lainnya, terutama Madrasah.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply