Begini Aturan Penulisan Huruf Miring dan Huruf Tebal Sesuai EYD Edisi V

Ilustrasi: Menulis Esai
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kerap kali, kita harus menulis dengan huruf miring dan huruf tebal. Nah, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima yang baru saja diluncurkan terdapat beberapa aturan yang mesti kita perhatikan.

EYD edisi kelima ini merupakan pemutakhiran dari pedoman ejaan sebelumnya, yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala Badan No. 0321/I/BS.00.00/2021.

EYD ini menjadi pedoman resmi yang dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

BACA JUGA:

So, inilah aturan yang terdapat di EYD edisi kelima tentang penulisan huruf miring dan huruf tebal seperti dikutip dari ejaan.kemdikbud.go.id:

Huruf miring

Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Contoh:

  • Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.
  • Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.
  • Saya sudah membaca buku karangan Abdoel Moeis.

Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Contoh:

  • Huruf terakhir kata abad adalah d.
  • Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna ‘memiliki’.
  • Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!

Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.

Contoh:

  • Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak malapeh awo.
  • Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
  • Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.

Dalam penulisan huruf miring catatannya:

  1. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
  2. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu.

Huruf tebal

Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.

Contoh:

  • Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
  • Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.

Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.

Contoh:

  • 1.1 Latar Belakang dan Masalah
    Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar ….

Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua.

Nah, itulah aturan dalam penulisan huruf miring dan huruf tebal sesuai EYD yang baru.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan di-share pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*