MATARAM, KalderaNews.com – Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN) XX diharapkan mendorong lahirnya ilmuwan muda yang mampu menghasilkan kajian berkualitas.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim secara online pada pembukaan PIRN, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
PIRN berawal dari kegiatan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang diselenggarakan LIPI sejak tahun 2021. Setelah LIPI terintegrasi ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PIRN berganti nama menjadi Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN).
BACA JUGA:
- Menteri Kesehatan Buka Akses Penelitian Ganja untuk Medis, Akan Melibatkan Perguruan Tinggi
- Fathimah Sigit Raih Gelar PhD dari Leiden Berkat Penelitian Obesitas dan Sindrom Metabolik di Indonesia
- Penting, Grand Design Penelitian Berbasis Bahan Alam Indonesia
Menteri Nadiem mengatakan, penelitian bukan sekadar soal jumlah publikasi ilmiah, namun harus mempertimbangkan kualitas.
“Bicara soal penelitian, tidak bisa hanya membahas soal jumlah publikasi namun kita harus mempertimbangkan kualitas dari riset tersebut, mulai dari metodologi yang digunakan, cara menganalisis data, sampai dengan mempresentasikan hasil temuan penelitian,” kata Menteri Nadiem.
Menteri Nadiem mengungkapkan, yang tidak kalah pentingnya adalah dampak dari penelitian itu sendiri. Bagaimana hasil riset dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan atau melahirkan inovasi bermanfaat bagi orang banyak.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan, kegiatan PIRN ini menjadi awal dari pembentukan talenta riset dan inovasi nasional yang saat ini menjadi tanggung jawab dari BRIN.
“Guna mewujudkan talenta-talenta riset dan inovasi di masa depan, BRIN terus berinteraksi dengan para mahasiswa dan siswa untuk terus dibina agar mempunyai kemampuan di bidang riset dan inovasi. Para siswa dan mahasiswa ini merupakan talenta riset dan inovasi kita di masa depan,” ujar Handoko.
Kegiatan PIRN ke-20 ini dilangsungkan 11-16 Juli 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 409 orang yang terdiri dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari provinsi NTB.
Para peserta mengikuti rangkaian kegiatan seperti penelitian, pelatihan karya tulis ilmiah siswa SMP-SMA di bidang ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply