JAKARTA, KalderaNews.com – Makin maraknya kasus perundungan atau bullying menjadi kekhawatiran orangtua. Kasus perundungan yang menampar banyak pihak ialah dimana F (11) siswa SD di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang berujung depresi, lalu meninggal.
Kasus tersebut harusnya bisa dicegah dengan baik dan perlu ada acara mengatasi perilaku perundungan pada anak.
Orangtua menjadi salah satu faktor utama dan harus peka terhadap tumbuh kembang anak. Akademisi Universitas Brawijaya (UB), Ari Pratiwi mengatakan salah satu faktor anak bisa menjadi pelaku bullying adalah akses informasi ke medsos yang kurang pengawasan.
BACA JUGA:
- Jangan Paksakan! Cek Tanda-Tanda Kamu Belum Siap Skripsi Semester Ini
- Halo Pejuang Skripsi, Perhatikan Hal yang Diperiksa Dosbing Bab 1 Ini
- Ingin Sukses Seperti Elon Musk? Ternyata Ini Rahasia Berpikir Inovatif
“Masalah perilaku pada anak juga seringkali disebabkan dari rumah. Sekarang banyak juga keluarga yang disfungsional, misal kekerasan dalam keluarga, tidak berfungsi sebagaimana keluarga. Jadi semoga ke depan hal ini juga menjadi concern pemerintah, sekolah, dan orangtua itu sendiri,” ujar Ari.
Menurut pedoman buku saku “Stop Perundungan/Bullying, yuk!” yang Kemendikbud Ristek rilis, ciri anak yang menjadi pelaku perundungan seperti berikut:
Leave a Reply