JAKARTA, KalderaNews.com – Dalam pendampingan tumbuh kembang anak orang tua akan selalu menemukan tantangan, kebahagiaan, kekhawatiran dan bahkan rasa haru. Rasa haru inilah yang tak jarang membuat orang tua terlihat bersedih atau bahkan menangis.
Tapi boleh kah orang tua menangis atau bersedih di hadapan anak? Wakil Kepala Rumah Main Cikal, Ainul Yaqin, S.Psi menjelaskan bahwa menunjukkan kesedihan di hadapan anak dapat menjadi salah satu peluang memperkenalkan pada anak akan emosi manusia. Namun, terdapat pula dampak negatif pada anak.
Menjadi orang tua yang mengalami momen bersedih merupakan situasi yang manusiawi dan wajar. Namun, ketika orang tua menunjukkan rasa sedihnya di hadapan anak, alangkah baiknya orang tua dapat memberikan penjelasan ketika anak bertanya alasan kesedihan tersebut. Dari titik itu, anak akan belajar berempati dan memahami cara mengekspresikan diri dari nilai dan makna yang disampaikan orang tua.
BACA JUGA:
- Mengenal Inferiority Complex, Anak Gaul Tidak Perlu Terkena Ini
- 5 Langkah Menumbuhkan Cinta Lingkungan Pada Anak yang Orangtua Harus Tahu
- Anak atau Keponakan Lulus SD, Rayakan dengan Ide Perayaan Kelulusan Ini
“Anak akan belajar berempati jika kita berikan penjelasan tentang kesedihan maupun tangisan yang kita perlihatkan. Jika tanpa diberikan penjelasan maupun ajakan untuk berdiskusi, maka anak akan berusaha untuk menyimpulkan sendiri apa yang ia lihat tanpa kontrol orangtua. Diskusi maupun penjelasan yang disampaikan oleh orang tua merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai moral maupun nilai keluarga yang ingin dimiliki oleh anak,” jelas Iqin.
Mengekspresikan perasaan sedih di hadapan anak tentu memiliki sisi positif dan negatif yang akan mempengaruhi perasaan dan emosi anak. Sisi positifnya dapat menumbuhkan rasa empati dalam diri anak, maka di sisi negatifnya, apabila orang tua menunjukkan rasa sedih yang berlebihan anak akan merasa tidak aman dan nyaman dengan lingkungannya.
“Jika alasan bersedih yang orang tua hadapi disampaikan dengan penjelasan yang tidak tepat atau ditampilkan berulang-ulang menunjukkan kesedihan dan tangisan di depan anak maupun berlama-lama hingga menangis histeris, akan berpotensi membuat anak semakin merasa tidak aman dengan lingkungannya, ataupun belajar untuk menyalahkan dirinya jika kesedihan orang tua berhubungan dengan hal-hal yang dilakukan oleh anak yang kemudian akan berdampak pada penilaian diri yang negatif,” tutur Iqin.
Memahami bahwa bersedih di hadapan anak merupakan hal yang wajar sebagai manusia. Orang tua dengan ini akan lebih memahami bahwa memberikan pesan dan makna mengenai kesedihannya dengan cara yang tepat akan memberikan pelajaran dan nilai bermakna bagi proses pengembangan diri anak dan emosinya dengan baik.
*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply