JAKARTA, KalderaNews.com – Kasus kekerasan seksual di sekolah, membuat kekhawatiran orang tua. Pendidikan kekerasan seksual penting diberikan demi menekan angka kejadian kekerasan seksual di Indonesia.
Tiga dosen Universitas Esa Unggul (UEU), yakni Anita Sukarno, Sri Lestari, dan Nurul Khasanah menggelar Pengabdian Masyarakat di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Uswah, Jakarta. Selain tiga dosen UEU, dua mahasiswa, Meisya Talahaturuson dan Inggrid Tabalessy juga terlibat kegiatan Abdimas ini.
BACA JUGA:
- Kepada Korban Kekerasan Seksual, Menteri Nadiem: Kami Berdiri di Belakang Korban
- Inilah Bentuk Pelecehan Seksual yang Harus Diketahui Pelajar, Mahasiswa, dan Orang Tua
- Hai Mahasiswa, Simak Cara Mencegah Pelecehan Seksual yang Dapat Terjadi di Kampus
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Anita Sukarno menerangkan tema kegiatan ini ialah gerakan program child sexual abuse prevention education (C-Shape) untuk memberantas kejahatan seksual sejak dini.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kasus pelecehan seksual dan kekerasan seksual pada anak. Hal ini sangat ironis karena dapat terjadi di mana saja bahkan di lingkungan sekolah atau keluarga mereka. Dampak yang ditimbulkan pun sangat berat, seperti stres, cemas, depresi, penurunan kemampuan kognitif hingga bunuh diri,” ucap Anita.
Anita mengatakan, kebersamaan anak dengan guru atau orang tua di masa sekolah tidak bisa berlangsung selama 24 jam secara terus-menerus. Sehingga sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak untuk melindungi dirinya sendiri, salah satunya dengan pendidikan di sekolah.
“Sejalan dengan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan mengusung ide mengintegrasikan kurikulum berbasis sekolah dalam pencegahan kekerasan seksual pada anak,” ucap Anita.
Dalam kegiatan ini, para guru diberikan kesempatan untuk memasukkan materi-materi ke mata ajar yang cocok dengan materi pencegahan kekerasan seksual.
Kepala Sekolah SDIT AL-Uswah, Iqbal Hanif mengatakan, kegiatan ini merupakan hal yang baru dan dapat memotivasi guru untuk menciptakan kurikulum yang mendukung keterampilan siswa didik dalam mencegah kekerasan seksual.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply