JAKARTA, KalderaNews.com – Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar 20: Praktisi Mengajar, Jumat, 3 Juni 2022.
“Saya minta kepada pendidikan tinggi agar memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talentanya. Berikan mahasiswa kesempatan untuk belajar kepada siapa saja, di mana saja. Sesuai dengan yang sering disampaikan oleh Mendikbudristek mengenai Kampus Merdeka dan juga Merdeka Belajar,” pesan Presiden RI Joko Widodo dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh: Praktisi Mengajar, di Jakarta.
BACA JUGA:
- Menteri Nadiem: Rapor Pendidikan Indonesia Terobosan Merdeka Belajar Episode 19
- Menteri Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah
- KIP Kuliah Merdeka Bisa Untuk Kuliah di PTN dan PTS, Bebas Biaya Kuliah dan Dapat Uang Saku
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pun menyerukan agar perguruan tinggi harus bertransformasi, harus bergerak lebih cepat agar bisa melompat ke masa depan.
“Sekarang sudah bukan lagi waktunya mengejar ketertinggalan, tetapi Indonesia harus berada di garis depan dan memimpin kemajuan dunia,” kata Menteri Nadiem.
Mendikbudristek menyatakan, masih ada tantangan yang cukup besar dalam sistem pendidikan tinggi kita, khususnya berkaitan dengan tingkat kesiapan lulusan perguruan tinggi untuk terjun di dunia kerja.
“Ini sebenarnya permasalahan yang sudah cukup lama terjadi. Sekarang kami benar-benar mengambil langkah nyata untuk mengatasinya,” kata Menteri Nadiem.
Menteri Nadiem memaparkan jika pada program Kampus Merdeka, mahasiswa yang dikirim ke luar kampus untuk memperoleh pengalaman kerja, maka pada program Praktisi Mengajar, para ahli di dunia industri yang justru datang ke dalam kampus untuk membagikan pengalamannya.
“Kita ingin para praktisi yang hebat-hebat di dunia industri mau datang ke kampus dan membagikan pengetahuannya pada para mahasiswa dan dosen. Melalui kolaborasi antara praktisi dan dosen, kita juga ingin menghadirkan ruang pembelajaran yang lebih kolaboratif dan partisipatif,” ujar Menteri Nadiem.
Kehadiran program Paktisi Mengajar, sebut Menteri Nadiem, akan membawa pembaruan pada sistem pembelajaran di kelas, sehingga mahasiswa bisa belajar dengan metode studi kasus masalah terkini, ilmu dan teori yang diperoleh mahasiswa bisa diterapkan pada model pemecahan masalah, dan mahasiswa juga bisa mengembangkan soft skills-nya dengan bekerja berkelompok.
“Saya mengajak semua perguruan tinggi dan praktisi yang kompeten di berbagai bidang industri untuk terlibat dalam program Praktisi Mengajar,” ajak Menteri Nadiem.
“Dengan kolaborasi nyata antara perguruan tinggi dan dunia industri, saya yakin kita bisa memimpin pemulihan dunia dan bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” ujar Menteri Nadiem.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply