JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pemerataan tenaga kesehatan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.
Pasalnya, ketersediaan tenaga kesehatan spesialis di seluruh Indonesia, terutama untuk penyakit-penyakit kronis saat ini masih sangat kurang. Di samping jumlahnya yang kurang, tenaga kesehatan juga banyak yang terkonsentrasi di kota-kota besar.
BACA JUGA:
- Beasiswa Penuh S2 dan S3 di 24 Kampus Malaysia, Dapat Tunjangan Rp 5 Juta per Bulan
- Yuk Daftar! LPDP dan Kemenkomarves Buka Beasiswa S2 Bidang Metalurgi dan Sains, Tutup 5 Juni 2022
- Siap-Siap, Beasiswa Jabar Future Leaders (JFL) Buka Pendaftaran Juni 2022
“Penyakit yang paling besar dampak nyawa dan biaya bagi masyarakat Indonesia adalah jantung, dan masih banyak provinsi yang tidak bisa memberikan layanan jantung di provinsi tersebut. Akibatnya kalau butuh intervensi harus diterbangkan ke daerah lain,” kata Menkes Budi Gunadi.
Maka, Menkes Budi Gunadi menargetkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat provinsi bisa memberikan layanan kesehatan jantung pada tahun 2024. Tetapi, target ini dihadapkan pada waktu yang bertahun-tahun karena lamanya proses pendidikan dokter.
Menkes Budi Gunadi menjelaskan, berdasarkan data WHO, rasio dokter untuk warga negara Indonesia adalah 1:1000 dokter. Sementara di negara maju rasionya 3:1000, ada juga yang 5:1000.
Leave a Reply