Ingin Jadi Bidan? Inilah Serba Serbi Profesi Khusus Perempuan di Indonesia

Ilustrasi: Seorang bidan (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Seorang bidan (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Bidan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang banyak dikenal di Indonesia. Bahkan hingga seluruh pelosok Nusantara, bidan dijadikan referensi untuk urusan kesehatan bagi masyarakat.

Di Indonesia, menjadi bidan hanya dapat dilakukan oleh kaum perempuan. Calon mahasiswanya pun dapat memilih jenjang diploma, sarjana terapan maupun sarjana. Bila kamu juga ingin seorang bidan, pahami dulu serba serbi profesi yang diperingati secara internasional setiap tanggal 5 Mei ini.

BACA JUGA:

Hanya untuk perempuan

Mengacu pada Permenkes tahun 2017, profesi bidan adalah perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan. Dalam pendidikannya, mahasiswa kebidanan memang khusus belajar tentang kehamilan, persalinan, pelayanan setelah persalinan, bahkan perencanaan kehamilan.

Dalam menjalankan pekerjannya, seorang bidan tak lepas dari pemeriksaan kehamilan, membantu persalinan, maupun mendampingi dokter pada saat seorang calon ibu menjalani persalinan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa di Indonesia  profesi ini hanya untuk perempuan.

Kuliah penuh perjuangan

Sama seperti jurusan-jurusan kesehatan yang lain, khususnya Pendidikan Dokter dan Ilmu Keperawatan, Jurusan Kebidanan mendidik calon-calon pekerja kesehatan profesional yang dapat membantu masyarakat segera setelah masa kuliah usai.

Beberapa matakuliah yang dipelajari mahasiswa Kebidanan antara lain Anatomi Fisiologi, Obstetri dan Ginekologi, Komunikasi dalam Praktik Kebidanan, dan masih banyak lagi. Mahasiswa Kebidanan juga harus menempuh Askeb (Asuhan Kebidanan), yaitu dokumentasi tindakan yang dilakukan pada pasien – sesuai dengan jumlah matakuliah yang diambil.

Begitu padatnya jadwal perkuliahan, tak jarang mahasiswa kebidanan harus mengikuti kuliah pada hari Sabtu-Minggu. Selain kuliah, masih ada praktikum dan praktik klinis yang harus dijalani oleh mahasiswa kebidanan.

Komitmen menolong sesama

Dibutuhkan komitmen tinggi bila kamu ingin kuliah kebidanan dan menjalani profesi bidan. Selain jadwal dan beban perkuliahan yang tak mudah, beberapa institusi pendidikan calon bidan menerapkan aturan ketat pada mahasiswanya seperti cara berpakaian maupun menata rambut.

Kerelaan untuk melepas sebagian dari hak pribadi tersebut pun tak cukup. Pasalnya, mahasiswa kebidanan juga terkadang harus berjaga di klinik menunggu kedatangan pasien – perlu diingat, ibu-ibu yang melahirkan dapat membutuhkan bantuan setiap saat tanpa terjadwal kecuali untuk tindakan operasi dengan dokter.

Tak hanya selama kuliah saja. Bahkan setelah lulus, pada bidan harus mau bekerja dan ditempatkan di wilayah terpencil  untuk melayani masyarakat. Pada kondisi yang serba terbatas, tak jarang tugas bidan pun merangkap pekerjaan dokter di suatu wilayah.

Langsung terjun di masyarakat

Praktik klinik mahasiswa kebidanan dikerjakan pada faskes yang berbeda selama kurang lebih tiga semester. Sejak masa kuliah, calon bidan sudah terbiasa berpindah-pindah dan bekerja di lingkungan yang berbeda. Selama kuliah hingga menjalani profesinya, mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa pelayanan dan empati tinggi pada sesama.

Di sisi lain, lapangan pekerjaan bidan masih terbuka sangat luas. Apalagi, sekarang ini pemerintah memiliki perhatian besar dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi saat persalinan. Namun selain profesi bidan, alumni kebidanan juga dapat menjalani profesi dosen, pengasuh, pekerja sosial, bahkan terlibat dalam perawatan lansia.

Demikian gambaran singkat mengenai profesi bidan. Profesi yang akan terus bisa bekerja selama ada kehamilan manusia.

*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*