Peletakan Batu Pertama Kolese St Johannes Berchmans, Tahun Depan Mulai Menerima Siswa

Peletakan batu pertama pembangunan Kolese St Johannes Berchmans di PIK 2 Jakarta. (Dok. YMPN)
Peletakan batu pertama pembangunan Kolese St Johannes Berchmans di PIK 2 Jakarta. (Dok. YMPN)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Pembangunan gedung Kolese St Johannes Berchmans memasuki tahap peletakan batu pertama. Rencana, pembangunan selama 11 bulan ke depan, sehingga mulai beroperasi tahun ajaran 2023/2024.

Bangunan Kolese St Johannes Berchmans menempati lahan sekira 2 hektar di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara.

BACA JUGA:

Sekolah bertaraf internasional ini didukung dengan fasilitas lengkap, kurikulum, dan tenaga pengajar yang terbaik. Sekolah ini menyediakan pendidikan mulai PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

Menurut Ketua Pembina Yayasan Mutiara Pijar Nusantara, Romo J. Heru Hendarto SJ yang juga Kepala SMA Kolese Kanisius Jakarta, Kolese St. Johannes Berchmans ini dibangun sebagai sekolah berkualitas untuk membentuk generasi muda yang bukan hanya unggul dari sisi akademik, tapi juga mempunyai kedalaman hati nurani.

Ketua Umum Yayasan Mutiara Pijar Nusantara, Juswanto Prananto menyatakan, Kolese St. Johannes Berchmans dibangun dengan fasilitas terbaik, mulai dari kolam renang, lapangan basket, lapangan bola, ruang auditorium yang berkapasitas 800 orang, perpustakaan yang luas, ruang theater kapasitas 400 orang, kapel, ruang bermain anak-anak dan fasilitas lainnya.

School Director Kolese St Johannes Berchmans, Christiano Alfin, B.A menjelaskan, Kolese St Johannes Berchmans hadir untuk memfasilitasi anak berkembang dengan caranya masing-masing, yakni dengan memberikan pendidikan yang relevan dengan passion anak. Sekolah menyediakan guidance agar anak secara sadar dapat terarah dalam menentukan ke mana tujuan masa depan mereka.

“Ada empat value yang kita kembangkan di Kolese St. Johannes Berchmans, yaitu pertama, kindness and humility, kedua determination yaitu disiplin, komitmen dan kegigihan. Ketiga Impact-Driven atau berorientasi untuk memberikan value terhadap lingkungan. Keempat, Collaborative Independence yaitu murid bisa mandiri dalam berpikir, bekerja, dan berkolaborasi dengan orang lain,” papar Christiano Alfin.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*