JAKARTA, KalderaNews.com – Idulfitri belum usai. Ada banyak tradisi yang melingkupinya, salah satunya Lebaran Ketupat.
Apa itu Lebaran Ketupat?
BACA JUGA:
- Asal Usul Ketupat, Makanan Khas Lebaran yang Penuh Filosofi
- Tip Ampuh Untuk Tetap Sehat dan Cegah Penyakit Setelah Lebaran, Agar Badan Tetap Bugar
- Dari Barat Hingga Timur, Inilah Tradisi Lebaran dari Berbagai Daerah di Indonesia
Bagi masyarakat, terutama di Jawa dan Madura, Lebaran Ketupat adalah hari untuk merayakan selesainya puasa Syawal, selama enam hari di awal Syawal.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Lebaran Ketupat sudah ada di Jawa sejak masa Wali Sanga.
Adalah Sunan Kalijaga, yang memperkenalkan Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat. Sunan Kalijaga saat itu membawa ajaran puasa enam hari di awal bulan syawal yang memang diajarkan untuk umat Muslim.
Hadis Imam Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian melanjutkan enam hari di bulan Syawal maka baginya pahal puasa selama setahun penuh.
Atas dasar itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan puasa Syawal mulai tanggal 2-7 Syawal atau selama enam hari berturut-turut. Kemudian pada 8 Syawal orang-orang kembali merayakan Lebaran yang disebut sebagai Lebaran Ketupat.
Tradisi Lebaran Ketupat memiliki makna yang beragam. Istilah “ketupat” berasal dari bahasa Jawa, kupat. Orang Jawa memaknai “ketupat” sebagai “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan.
Dan Lebaran sendiri berasal dari kata “leburan” yang dimaknai meleburkan segala dosa dengan saling memaafkan. Dengan begitu, dosa yang telah diperbuat bisa melebur dan kembali suci.
Lebaran juga bisa dimaknai sebagai “melebarkan” dada untuk saling memaafkan serta “melebarkan” tali silahturahmi.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply