Sambut Hari Pendidikan Nasional, Mari Kenali 5 Tokoh Penting Pendidikan Indonesia Menurut Kemdikbud

Ki Hajar Dewantara. (Ist.)
Ki Hajar Dewantara. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Hari Pendidikan Nasional diperingati pada tanggal 2 Mei oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya, dimana sektor pendidikan merupakan hal penting dalam pembangunan suatu negara.

Oleh karena itu, mengenali para tokoh penting yang berjasa dalam dunia pendidikan di Indonesia di rasa sangat perlu supaya generasi bangsa semakin mencintai dunia pendidikan.

Berikut 5 sosok tokoh pendidikan Indonesia menurut Kemdikbud yang patut diketahui, yakni Ki Hadjar Dewantara, Kartini, KH. Ahmad Dahlan, Seto Mulyadi dan Saur Marlina Manurung.

BACA JUGA:

Ki Hadjar Dewantara

Memiliki nama asli Raden Mas Raden Mas Soewardi Soejaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.

Lahir di Pakualaman, pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Ia di kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Tiga pokok ajarannya sampai sekarang dipakai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai jargon.

Yakni Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada (di belakang memberi dorongan, di tengah menciptakan membangkitkan semangat, di depan memberi contoh).

Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institur Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Pendidikan di Taman Siswa tersebut bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.

Tokoh pendidikan Indonesia yang juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana ini juga dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Sepeninggal Ki Hajar Dewantara pada 26 April 1959, Ia diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintahan waktu itu.

Atas dedikasinya terhadap dunia pendidikan Indonesia, hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Kartini

Nama aslinya, Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut Raden Ayu (R.A.) yang dilahirkan pada 21 April 1879 dan wafat pada 17 September 1904.

Kartini adalah seorang tokoh wanita Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dan beliau juga dikenal sebagai Pelopor Kebangkitan Perempuan Pribumi. Surat-suratnya yang dibukukan dengan tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” memuat cita-cita dan pemikiran-pemikirannya dalam memperjuangkan hak perempuan mengenai kesetaraan pendidikan di Indonesia

Pada tanggal 1 Februari 1912, terbentuklah Yayasan Kartini, yang akhirnya diresmikan pada 22 Februari di tahun yang sama. Deventer, yang adalah pembaca setia buku kumpulan surat-surat Kartini, terpilih menjadi ketua yayasan. Segera setelah diserahi posisi ketua Yayasan Kartini, Deventer mengajak istrinya kembali ke Hindia Belanda untuk mendirikan sekolah. Persinggahan kedua mereka kala itu berhasil mendirikan Sekolah Kartini di Semarang pada 1913. Atas dedikasinya pada pendidikan Indonesia, khususnya wanita maka hari kelahiran Kartini diperingati sebagai Hari Kartini yang diperingati setiap tahunnya.

KH. Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan, lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868 dan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 di Yogyakarta, merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga turut berjasa pada bidang pendidikan Indonesia, lantaran KH. Ahmad Dahlan mampu mengubah sistem pendidikan pesantren pada masa itu.

Dimana ia mendirikan sekolah-sekolah agama yang juga mengajarkan pelajaran umum dan juga bahasa Belanda pada  masa itu.

Bahkan ia juga mendirikan Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S met de Qur’an. Ia memasukan pelajaran agama di sekolah umum pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Selain sekolah semasa hidupnya Ia juga mendirikan masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan juga rumah yatim piatu. Sekarang banyak sekali sekolah dan perguran tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Seto Mulyadi

Seto Mulyadi atau biasa dipanggil Kak Seto di lahir di Klaten pada tanggal 28 Agustus 1951. Kak Seto pertama kali memulai karier sebagai guru sejak 4 April 1970. Kala itu, Kak Seto diangkat menjadi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan mendampingi Pak Kasur di PAUD Kebun Kanak-kanan Situ Lembang di Jakarta Pusat.

Pada tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling Kak Seto atau HSKS yang merupakan lembaga pendidikan alternatif sebagai salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia.

Selain itu kiprahnya di dunia pendidikan dan perlindungan hak anak membuat Kak Seto makin diakui di tingkat nasional dan internasional lewat berbagai penghargaan yang diterimanya, di antaranya dari Sekjen PBB Javier Perez berupa penghargaan “Peace Messenger Award”, New York, pada 1987, dan Orang Muda Berkarya tingkat Dunia, di Amsterdam pada 1987.

Saur Marlina Manurung

Tokoh pendidikan kelima yang termasuk penting menurut Kemdikbud adalah Saur Marlina Manurung. Ia dilahirkan pada tanggal 21 Februari 1972, yang juga seorang aktivis sosial dan antropolog Indonesia. Ia merupakan perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat adat di Indonesia. Perempuan bernama lengkap Saur Marlina Manurung ini merintis pendidikan alternatif bagi komunitas adat, khususnya suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Jambi.

Ia berupaya untuk memberdayakan dan mengajarkan anak di daerah terpencil. Seperti menulis, membaca hingga menghitung, agar mampu beradaptasi dengan kehidupan di masa mendatang.

*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*