Mengenal Pelangi: Simak Syarat Terjadinya yang Harus Terpenuhi

Pelangi di langit Jakarta
Pelangi di langit Jakarta (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Saat kita kecil, kita pasti mengenal lagu Pelangi ciptaan A.T. Mahmud. Lagu itu menceritakan kekaguman pada ciptaan Tuhan yang indah bernama pelangi. Kita pasti senang bila fenomena alam tersebut muncul di langit. Sebenarnya bagaimana pelangi terjadi?

Pelangi dapat terjadi bila posisi matahari berada di atas garis horizon. Cahaya matahari tidak boleh dihalangi oleh awan, pegunungan , atau hal lain. Posisi matahari juga harus sedikit lebih rendah. Maka bila kita berada di posisi yang sama dengan garis horizon, matahari perlu berada di sudut 42 derajat agar pelangi bisa tampak dari tempat kita berdiri.

BACA JUGA:

Pelangi selelu muncul di sisi langit yang berlawanan dengan matahari, sehingga, saat kita melihat pelangi, posisi matahari akan berada di belakang kita. Oleh sebab itu, udara di sisi langit yang berlawanan dengan kita harus emngandung banyak butiran air seperti setelah hujan misalnya.

Pelangi tidak hanya terjadi setelah hujan, melainkan bisa juga terbentu asal memenuhi syart di atas. Percikan air ke udara di air terjun atau di pantai dekat dengan tebing juga bisa membuat kita mendapati pelangi.

Biasanya pelangi terjadi saat pagi atau sore hari. Saat matahari terlalu jauh di atas cakrawala, tidak ada pelangi yang tampak. Namun bila posisi matahari lebih rendah di langin, bagian dari busurnya bisa terlihat. Apabila matahari cukup rendah serta berada di tempat yang cukup tinggi, seperti di pegunungan atau di pesawat terbang, pelangi akan tampak melingkar.

Setiap warna pelangi akan dibelokkan pada sudut yang berbeda. Sehingga akan memantulkan warna yang menakjubkan pada pelangi. Warna pertama yang dibelokkan adalah ungu, sementara warna terakhir yang dibelokkan adalah warna merah.

Pelangi merupakan fenomena alam yang bisa terjadi dengan proses optic. Proses terbentuknya  pelangi ini, terdapat tiga tahap yakni refleksi, dispersi, dan refraksi,

Pada proses refleksi, butiran air di udara dapat berfungsi layaknya cermin kecil. Saat cahaya matahari menyinari butiran air, maka sebagian besar cahaya akan terpantul kembali. Saat terjadi hujan, biasanya udara mengandung banyak butiran air yang bentuknya seperti tirai dan masing-maisng butiran itu akan memantulkan kembali cahaya matahari yang datang.

Bila cahaya matahari kita anggap berwarna putih dan pelangi berwarna warni, hal ni berkaitan dengan proses dispersi. Yakni fenomena terurainya suatu cahaya. Cahaya matahari tampak berwarna putih. Saat cahaya matahari mengenai dan dipantulkan oleh butiran air, cahaya akan terdispersi lalu melebar sehingga terlihat warna warni yang ada di pelangi.

Sedangkan pada proses refraksi, cahaya matahari menembus butiran air dan dipantulkan kea rah yang sedikit berbeda. Itulah yang dinamakan refraksi cahaya, setiao warna pada umumnya akan mengamalami refraksi kea rah yang berbeda. Perbedaan arah cahaya tersebut dipengaruhi oleh panjang gelombang setiap cahaya.

Hal ini yang menyebabkan cahaya pelangi menyebar lalu melebar seperti kipas. Cahaya berwarna merah memiliki panjang sekitar 650 nanometer. Cahaya merah itu akan keluar sebagai warna terluar di lengkungan pelangi. Sementara warna ungu memiliki panjang gelombang paling pendek sekitar 400 nano meter.

Contoh  lain dari perbedaan arah refraksi cahaya adalah cahaya berwana merah akan dipantulkan dari butiran air dengan sudut lengkungan yang lebih besar dari cahaya yang berwarna jingga. Proses refraksi tersebut membuat warna pelangi bisa berurutan dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*