Mau Ambil MBA Tidak Diharuskan Melakukan Riset, Ini Alasan Fransiska Hadiwidjana

Mahasiswa Program MBA di Stanford University sekaligus Penerima Beasiswa LPDP, Fransiska Putri Wina Hadiwidjana
Mahasiswa Program MBA di Stanford University sekaligus Penerima Beasiswa LPDP, Fransiska Putri Wina Hadiwidjana (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

WASHINGTON, KalderaNews.com – Mahasiswa Program MBA di Stanford University sekaligus Penerima Beasiswa LPDP, Fransiska Putri Wina Hadiwidjana mengungkapkan kalau untuk kuliah MBA tidak diharuskan melakukan riset.

Hal ini diungkapkan co-Founder & CTO dari WomenWorks itu saat menjadi narasumber di acara Webinar Bincang Karya (Bianka) Seri-28 Bidang Bisnis yang dihelat KBRI Washington D.C. baru-baru ini.

Ia beralasan untuk mendaftar MBA yang dilihat adalah hal apa yang sudah dikerjakan, serta pengaruh apa yang diciptakan. Pengaruh yang dimaksud adalah baik untuk institusi asal atau organisasi.

BACA JUGA:

Ia pun mengakui ada sejumlah kelebihan belajar MBA di Standford University, yaitu aktivitas pendukung pengembangan karir mahasiswa, baik di dalam maupun luar kampus.

“Salah satu programnya diberi nama Arbuckle Fellow. Ini adalah program untuk mahasiswa MBA untuk terpilih menjadi coach bagi mahasiswa MBA yang baru masuk. Unsur terpenting juga adalah menjalin pertemanan dengan sesama mahasiswa selama kuliah,” tutur Fransiska.

Diketahui, Fransiska Putri Wina Hadiwidjana merupakan lulusan dari Teknologi Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2008. Ia mendapat kepercayaan untuk mengikuti program tahunan di Singularity University Graduate Studies Program 2012 (GSP 12) selama 2 setengah bulan

Ia memiliki bisnis startup Indonesia yang sangat signifikan yakni Prelo, sebuah startup marketplace yang fokus pada jual-beli berbagai barang bekas tetapi orisinal.

Fransiska masuk sebagai salah satu perempuan Indonesia yang mampu menginspirasi di bidang teknologi menurut UNESCO dengan tajuk “Cracking the Code: Girls’ Education in Stem”.

Forbes juga mengapresiasi kerja keras Fransiska dengan posisi pertama sebagai “Ten Inspirational Female Tech Entrepreneur” dari Asia Tenggara pada tahun 2017. Selain itu, 2018 lalu, Fransiska juga masuk dalam 30 Under 30 sebagai wanita inspiratif di Asia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*