Kongregasi Pendidikan Katolik Keluarkan Instruksi untuk Sekolah Katolik, Begini Isinya

Pembelajaran Tatap Muka di SD Tarakanita 5 Rawamangun Jakarta
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di SD Tarakanita 5 Rawamangun Jakarta (KalderaNews/Dok. Tarakanita)
Sharing for Empowerment

VATIKAN, KalderaNews.com – Kongregasi Pendidikan Katolik Vatikan merilis instruksi baru bagi lembaga pendidikan Katolik yang berfokus pada identitas sekolah Katolik dan tantangan saat ini. Prinsip yang mendasari instruksi baru ini adalah mendidik merupakan gairah yang selalu dibarui.

Dokumen yang dirilis Kongregasi Pendidikan Katolik itu bertajuk “Identitas Sekolah Katolik untuk Budaya Dialog”. Ini merupakan alat yang ringkas dan praktis berdasarkan dua motivasi, yaitu “perlunya kesadaran yang lebih jelas dan konsistensi identitas Katolik dari lembaga-lembaga pendidikan Gereja di seluruh dunia,” serta “pencegahan konflik dan perpecahan di sektor penting pendidikan.”

BACA JUGA:

Dokumen tersebut termasuk dalam tujuan Global Compact on Education, yang diinginkan Paus Fransiskus, sehingga Gereja dapat tetap kuat dan bersatu dalam bidang pendidikan, serta berkontribusi pada pembangunan dunia yang lebih bersaudara.

Gereja, Ibu dan Guru

Instruksi tersebut menyoroti bahwa Gereja adalah “ibu dan guru”; tindakan pendidikannya, oleh karena itu, bukan “pekerjaan filantropis”, tetapi merupakan bagian penting dari misinya, berdasarkan prinsip-prinsip dasar, yang pertama dan terutama hak universal untuk pendidikan.

Prinsip-prinsip lain yang dikembangkan adalah tanggung jawab setiap orang, pertama-tama orangtua, yang berhak menentukan pilihan pendidikan bagi anak-anaknya dengan kebebasan penuh dan menurut hati nurani, dan negara yang berkewajiban membuat perbedaan pilihan pendidikan yang tersedia dalam kerangka hukum, dan di dalamnya, prinsip dasar Gereja untuk pendidikan di mana evangelisasi dan promosi manusia yang integral terjalin.

Pun diperhatikan pembinaan guru, agar menjadi saksi Kristus; kerja sama antara orangtua dan guru dan antara sekolah Katolik dan non-Katolik; konsep sekolah Katolik sebagai “komunitas” yang diresapi oleh semangat injili kebebasan dan cinta kasih, dengan demikian memberikan formasi dan mempromosikan solidaritas.

Dalam dunia multikultural, kita juga diingatkan akan “pendidikan seks yang positif dan bijaksana”, sebuah unsur yang signifikan yang harus diterima siswa saat mereka tumbuh dewasa.

Budaya Peduli

Sekolah Katolik, kata instruksi ini, memiliki tugas mendidik “budaya peduli”, untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut berdasarkan pengakuan terhadap martabat setiap orang, komunitas, bahasa, suku, agama, dan semua hak-hak dasar yang berasal darinya.

Budaya peduli adalah “kompas” yang berharga bagi masyarakat, membentuk orang-orang yang berdedikasi untuk mendengarkan, dialog konstruktif, dan saling pengertian.

Dialog dengan Komunitas

Dalam dialog terus-menerus dengan seluruh masyarakat, lembaga pendidikan Katolik tidak boleh menjadi model tertutup, di mana tidak ada ruang bagi mereka yang tidak “sepenuhnya” Katolik.

Peringatan terhadap sikap ini, Instruksi mengingatkan model “Gereja keluar”: “Kita tidak boleh kehilangan dorongan misioner untuk menutup diri di sebuah pulau dan pada saat yang sama kita membutuhkan keberanian untuk bersaksi kepada seorang Katolik ‘budaya’ yang universal, menumbuhkan kesadaran yang sehat akan identitas Kristiani kita sendiri”.

Kualifikasi dan Undang-undang yang Jelas

Titik fokus lain dari dokumen tersebut adalah perlunya kejelasan kompetensi dan undang-undang: dapat terjadi, pada kenyataannya, bahwa Negara memaksakan “perilaku yang tidak sesuai” dengan kredibilitas doktrinal dan disiplin Gereja kepada lembaga-lembaga publik Katolik, atau pilihan yang bertentangan dengan kebebasan beragama dan dengan identitas sekolah yang sangat Katolik.

Dalam kasus-kasus seperti itu, direkomendasikan agar “tindakan yang wajar diambil untuk membela hak-hak umat Katolik dan sekolah-sekolah mereka, baik melalui dialog dengan otoritas negara maupun melalui jalan ke pengadilan yang berwenang.”

Mendidik, Tindakan Harapan

Instruksi diakhiri dengan menekankan bahwa sekolah-sekolah Katolik “merupakan kontribusi yang sangat valid untuk evangelisasi budaya, bahkan di negara-negara dan kota-kota di mana situasi yang merugikan merangsang penggunaan kreativitas untuk menemukan jalan yang memadai,” karena, seperti yang dikatakan Paus Fransiskus, “untuk mendidik selalu merupakan tindakan harapan.”

*Jika artikel ini bermanfaat,silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*