JAKARTA, KalderaNews.com – Bulan April bagi masyarakat Indonesia selalu identik dengan tokoh perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini. Pahlawan wanita yang disebut sebagai pahlawan emansipasi ini terkenal dengan karyanya yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Tanggal kelahirannya diabadikan sebagai Hari Kartini di Indonesia untuk mengingat jasanya. Tanpa jasanya, perempuan Indonesia tidak akan maju dan dan modern seperti sekarang. Inilah fakta terkait Raden Ajeng Kartini.
BACA JUGA:
- Kumpulan Lengkap Ucapan Hari Kartini, 21 April, Siap Dibagikan di Media Sosial
- Perjuangan Kartini Belum Usai, Indonesia Masih Butuh Banyak Perempuan Peneliti
- 15 Ucapan Selamat Hari Kartini dalam Bahasa Inggris Sederhana Penuh Makna
Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Belanda
Bila di Indonesia nama pahlawan kerap diabadikan sebagai nama jalan, nama R.A. Kartini juga dijadikan nama jalan di Belanda. Namanya ini ada di beberapa kota di Belanda antara lain Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Dianggap sebagai pahlawan kontroversial
Gelar pahlawan yang disandang oleh R.A Kartini ini dianggap kontroversial karena buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ tidaklah ditulis sendiri oleh Kartini, melainkan oleh J.H. Abdendanon dalam bahasa Belanda.
Terdapat 150 surat dalam buku tersebut, tetapi itu tidak semua ditampilkan karena banyak yang sifatnya sensitif. Para sejarahwan meragukan buku ini karena tidak ada bukti surat-surat Kartini tersebut. Buku tersebut terbit pada 1911 sebanyak lima kali cetakan dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini. Pada tahun 1938, keluarlah buku yang sama versi Armijn Pane.
Terdapat museum di Jepara
Museum ini didirikan pada 30 Maret 1975 di Desa Panggang, Jepara, pada masa pemerintahan Soewarno Djojomardowo. Di museum ini terdapat benda-benda peninggalan Kartini dan juga benda-benda warisan budaya yang ada di Jepara.
Meninggal pada usia relatif muda
Kartini meninggal dunia empat hari setelah melahirkan anak laki-laki yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat hasil pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, pada 13 September 1904. Saat meninggal ia masih berumur 25 tahun. Beberapa literatur menyebutkan Kartini meninggal karena preeklamsia pasca bersalin.
Mahir berbahasa Belanda
Kartini hanya mengnyam pendidikan dasar di sekolah anak-anak Belanda dan bangsawan pribumi, tetapi ia cukup mahir berbahasa Belanda dan memiliki tata bahasa yang sangat bagus. Keterampilan bahasa Belandanya ini mungkin ia dapat karena sering mengisi waktu dengan banyak membaca buku.
Seorang pebisnis
Pada zamannya, Kartini telah mendirikan sebuah bengkel ukir kayu untuk para pemuda di Rembang dan hal ini mampu menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten Jepara dan Rembang bagi para pekerjanya.
Perpaduan darah bangsawan dan ulama
R.A. Kartini yang lahir pada tanggal 21 April 1879 merupakan anak dari seorang bangsawan yang saat iu menjabat sebagai Bupati Jepara, Mas Adiati Ario Sosroningrat, dan ibunya, M.A. Ngasirah, merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Itulah fakta menarik dari pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini. Menurutmu, bagian mana yang paling menarik dari beliau yang dapat kamu teladani?
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu!
Leave a Reply