JAKARTA, KalderaNews.com – Mungkin belum semua orang yang mengetahui bahwa pada tanggal tanggal 28 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Puisi Nasional.
Hari Puisi Nasional diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia, berkaitan dengan perjuangan seorang penyair hebat pada masa itu, dan bahkan sampai sekarang masih menjadi motivasi kuat bagi para seniman di tanah air.
Namanya Charil Anwar, seorang penyair dan pencipta puisi yang sangat terkenal dan dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.
BACA JUGA:
Ia telah melahirkan sekitar 70 puisi dan 96 karya seni lainnya yang sampai hari ini masih menjadi legenda.
Kiprah Chairil Anwar telah mewarnai dunia sastra di Indonesia dan banyak sekali karya-karyanya yang sangat terkenal.
Seperti puisi bertema perjuangan karya Chairil Anwar seperti “Aku”, “Karawang-Bekasi”, dan “Diponegoro”.
Sementara ia juga menciptakan karya untuk tema percintaan dan renungan, beberapa yang terkenal adalah “Senja di Pelabuhan kecil”, “Doa”, serta “Selamat Tinggal”.
Berikut salah satu puisi Chairil Anwar yang paling terkenal, berjudul “Aku”:
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih perih
Dan akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Diketahui, bahwa banyak orang yang menulis dan mengupas tentang Chairil Anwar dalam perkembangan sastra Indonesia, baik mengenai kepribadian dan puisinya.
Dirangkum dari berbagai sumber dikatakan bahwa, Chairil Anwar, merupakan seorang penyair yang sangat produktif pada masanya awal-awal perjuangan bagsa Indonesia.
Selama periode tahun 1942–1949 ia telah menghasilkan 94 tulisan, yang terdiri atas 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan.
Ia juga merupakan disebut sebagai pelopor puisi modern Indonesia yang memiliki karya-karya yang selalu melegenda dan gagasan dari puisi-puisinya yang mendobrak semangat senantiasa melekat pada buku-buku pelajaran bahasa Indonesia, sampai sekarang.
Sosok seorang Chairil Anwar ini lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta, 28 April 1949.
Atas dedikasinya pada dunia sastra Indonesia pada masa awal perjuangan bangsa Indonesia yang turut mewarnai semangat kemerdekaan, maka hari wafatnya diabadikan oleh pemerintah sebagai Hari Puisi Nasional.
Karya-karyanya masih tetap terkenang di hati masyarakat Indonesia, hal ini terbukti dari banyaknya orang yang masih ramai membaca dan melantunkan karyanya.
*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply