JAKARTA, KalderaNews.com – Salah satu produk pangan yang terkenal dari Provinsi Bali adalah Jeruk Bali. Sayangnya, tanaman Jeruk Bali terancam punah akibat serangan virus CVPD di tahun 80an.
Pengakuan ini disampaikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster dalam Talkshow Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) di Kantor BRIN Jakarta pada Rabu, 20 April 2022 lalu.
Ia pun menegaskan pihaknya melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah – Bali telah berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya dalam melakukan penelitian untuk mengembalikan potensi sumber pangan tersebut.
BACA JUGA:
- Masih Bingung dengan Cara Ikan Tidur? Begini Penjelasannya
- Begini Proses Terjadinya Pelangi: Refleksi, Dispersi, dan Refraksi
- Riset Itu Learning By Doing, Sebaiknya Libatkan Mahasiswa dan Periset Didorong Ambil S3
“Kami bekerja sama dengan Universitas Udayana dan lembaga riset lainnya agar Jeruk Bali ini bisa dikembalikan, apakah tanahnya yang sudah rusak karena virus, atau sebab-sebab lainnya. Tujuan kami adalah Bali harus daulat pangan dan kami pastikan itu bisa dilakukan,” tegasnya.
Selain Jeruk Bali, Bali juga berfokus pada sumber-sumber pangan lainnya. Diakui Koster, Bali harus bertahan untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya ditengah sumber daya yang terbatas dan dinamika pembangunan.
Karena itu, riset dilakukan dari hulu hingga hilir. Bali punya sumber pangan unggul, seperti beras bali, jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
“Tapi diantara sumber pangan itu, kami harus meningkatkan produktivitas dan kualitas pangan untuk memenuhi kebutuhan warga. Bali melakukan riset tidak hanya dari sisi kualitas tapi juga sehat,” tandas Koster.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply