JAKARTA, KalderaNews.com – Sekitar 500 tahun lampau, seniman lukis Leonardo Da Vinci melahirkan satu karya seni paling berpengaruh dalam sejarah. Ia memberi nama karya itu The Last Supper atau Perjamuan Terakhir.
The Last Supper menjadi satu dari tiga lukisan fenomenal Da Vinci yang masih kerap diperbincangkan hingga kini. Dua yang lain adalah lukisan Mona Lisa dan Salvator Mundi.
BACA JUGA:
- 10 Ucapan Selamat Paskah 2021 dalam Bahasa Inggris, Cocok untuk Media Sosial
- 20 Ucapan Selamat Hari Raya Paskah Penuh Arti dalam Bahasa Inggris Dilengkapi Terjemahannya
- 15 Ucapan Selamat Hari Raya Paskah dalam Bahasa Jawa Disertai Terjemahannya
Lukisan The Last Supper merupakan gambaran satu kejadian paling bersejarah bagi umat Kristiani dalam rangkaian Paskah, yakni Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid-Nya.
Meski demikian, The Last Supper menyimpan sejumlah fakta unik. Nah, inilah fakta-fakta unik dari lukisan The Last Supper:
Visualisasi kisah nyata
Sejumlah sumber, termasuk situs Leonadrodavinci.net mengatakan bahwa lukisan The Last Supper merupakan interpretasi dari kisah nyata Yesus Kristus yang tercatat dalam kitab Injil.
Lukisan tersebut menggambarkan Yesus menjamu murid-muridnya dengan roti dan anggur. Di peristiwa itu, Yesus memberi tahu tentang apa yang akan terjadi esok hari. Ekspresi yang digambarkan para murid di lukisan tersebut menggambarkan respons dari pernyataan Yesus.
Terdapat kengerian, kemarahan, simpati, dan keterkejutan di wajah para murid Yesus di lukisan tersebut. Keesokan harinya, Yesus menderita dan wafat disalib.
Lukisan terbesar Da Vinci
Lukisan tersebut memiliki dimensi 8,8 meter x 4,6 meter. Hal tersebut membuat lukisan tersebut menjadi karya lukis dengan dimensi terbesar yang dibuat Da Vinci.
Saat ini, lukisan tersebut disimpan di sebuah gereja di Italia bernama Santa Maria delle Grazie. Secara estetika, lukisan ini menuai banyak pujian karena dapat menghadirkan detil di lukisan berukuran besar.
Detil ekspresi yang tergambar dari para murid Yesus juga membuat The Last Supper banyak disebut sebagai salah satu lukisan ekspresif pertama yang pernah ada.
Eksperimen gagal
Meskipun terlihat indah, namun The Last Supper salah satu eksperimen yang gagal. Tak seperti lukisan lainnya pada masa itu yang biasanya dikerjakan di atas lapisan plester basah, The Last Supper dilukis langsung di dinding kering.
Eksperimen Da Vinci ini gagal, lantaran membuat lukisan tersebut mudah mengelupas. Bahkan, cat beberapa kali mengelupas sebelum lukisan tersebut selesai, sehingga Da Vinci memperbaikinya kembali.
Tetapi, dengan eksperimen itu, The Last Supper menjadi salah satu lukisan dinding tertua yang masih bertahan hingga saat ini, meski telah melewati restorasi.
Nyaris jadi korban Perang Dunia
Bisa jadi kita tak bisa lagi melihat The Last Supper bila pada masa Perang Dunia II lukisan ini turut jadi korban. Pada Agustus 1943, pemimpin sekutu menghujani sejumlah kota di Italia dengan bom, termasuk Milan. Banyak gereja dan bangunan bersejarah hancur.
Salah satu bangunan yang rusak adalah Gereja Santa Maria delle Grazie, tempat di mana lukisan The Last Supper berada. Bahkan, sebuah bom meledak 24 meter dari lokasi lukisan tersebut berada.
Tapi untunglah, lukisan The Last Supper tetap aman, dan masih bis akita nikmati keindahan hingga kini. Gereja Santa Maria delle Grazie dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu daftar warisan dunia pada tahun 1980.
Simbol-simbol rahasia
Ada sejumlah hipotesis terkait makna semiotik yang terkandung dalam lukisan The Last Supper. Di antara simbol yang kerap dimaknai adalah wadah garam yang tumpah di dekat siku Yesus.
Ikan yang berada di atas meja juga menuai perdebatan di antara sejumlah peneliti, apakah itu ikan haring atau belut. Karena ikan haring dalam budaya Italia kerap disimbolkan sebagai penyangkalan terhadap agama.
Masih banyak unsur yang disebut menjadi misteri dan mengandung makna tertentu. Dalam sejumlah karya fiksi seperti Da Vinci Code yang ditulis Dan Brown, lukisan tersebut dijadikan objek penuh misteri.
Hilangnya kaki Yesus
Sejumlah sejarah pernah mencatat bahwa lukisan ini mengalami kerusakan dan modifikasi yang berarti.
Tahun 1652 pihak gereja memotong sebagian dinding lukisan yang rusak. Karenanya, sebuah objek di tengah jadi menutupi kaki Yesus, yang semula terlihat, sama seperti kaki-kaki para murid Yesus yang terlihat di kolong meja. Tapi kini, lukisan itu telah direstorasi kembali seperti semula.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply