JAKARTA, KalderaNews.com – Pelangi dengan warna-warninya yang melengkung biasanya terlihat sehabis hujan. Kendati demikian, bukan berarti sehabis hujan akan muncul pelangi. Ada banyak faktor yang memengaruhi kemunculan pelangi.
Spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu ini memang enak dipandang mata, tapi sebenarnya ada proses ilmiah di baliknya sebelum muncul sehabis hujan.
Itulah yang dinamakan pembiasan atau proses penguraian satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya melalui suatu medium yakni air hujan. Jadi jelas, dua unsur utama kemunculan pelangi adalah sinar matahari dan tetesan air hujan.
BACA JUGA:
- Tanpa Tahu IQ, Inilah 5 Perilaku Orang yang Punya Kecerdasan Tinggi
- Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Inilah Proses Terjadinya Hujan
- Ini Penyebab Fenomena Hujan Es yang Berpotensi Masih Terjadi Hingga April 2022
Sinar matahari yang menembus air hujan membiaskan bermacam-macam warna. Jika tidak terjadi hal ini maka pelangi tidak akan muncul atau terbentuk.
Perlu pula dipahami bahwa cahaya matahari itu sebenarnya tidak hanya satu yakni putih tapi merupakan campuran warna. Tak mengherankan, semisal ketika menyemprotkan selang air yang membelakangi matahari maka akan terliha cahaya pelangi tersebut. Selain itu, pelangi juga bisa muncul di balik cipratan air terjun yang terpapar sinar matahari.
Sementara itu pelangi besar yang terlihat di langit biasanya terjadi ketika matahari berdekatan dengan cakrawala dan pelangi selalu muncul pada sisi langit yang berlawanan dengan matahari. Tak mengherankan waktu terbaik untuk melihat pelangi adalah ketika sore hari.
Terkait bentuk kurva pelangi tentu saja karena kita hanya melihat setengah lingkaran dari cahaya yang dipantulkan oleh butiran air. Pelangi terlihat hanya seperti setengah lingkaran karena setengah lingkaran cahaya lainnya sudah menabrak daratan. Namun, jika kita berada di tempat tinggi kayak tebing tinggi atau pesawat maka bisa melihat lingkaran sempurna.
Secara ilmiah harus dipahami bahwa pelangi adalah fenomena alam yang merupakan proses optik dengan tiga tahap refleksi, dispersi, dan refraksi.
- Refleksi
Butiran air di udara bisa berfungsi seperti cermin kecil. Ketika cahaya matahari menyinari butiran air, sebagian besar cahaya akan dipantulkan kembali.
Ketika terjadi hujan, udara akan mengandung banyak butiran air yang membentuk seperti tirai dan masing-masing butiran air yang kecil tersebut akan memantulkan kembali cahaya matahari yang datang.
- Dispersi
Dispersi cahaya merupakan fenomena terurainya suatu cahaya. Cahaya matahari terlihat berwarna putih. Ketika cahaya matahari mengenai dan dipantulkan oleh butiran air, cahaya akan terdispersi dan melebar sehingga tampak warna-warni yang ada di pelangi.
- Refraksi
Ketika cahaya matahari menembus butiran air dan dipantulkan ke arah yang sedikit berbeda. Ini dinamakan refraksi cahaya.Setiap warna akan mengalami refraksi ke arah yang berbeda. Perbedaan arah cahaya ini dipengaruhi masing-masing panjang gelombang tiap cahaya. Inilah yang menyebabkan cahaya pelangi menyebar dan melebar seperti kipas.
Cahaya berwarna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang, yaitu 650 nanometer. Cahaya berwarna merah akan muncul sebagai warna terluar di lengkungan pelangi. Sedangkan warna ungu memiliki panjang gelombang paling pendek, yaitu 400 nanometer. Proses refraksi cahaya inilah yang membuat warna pelangi akan mengurut dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Kita juga mengenal urutan warna pelangi dengan istilah mejikuhibiniu.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply